Minggu, 08 Maret 2009

Cara Menjadi Orang Besar

Ev. Markus 9:30-37


Malu bertanya, sesat di jalan. Itulah yang terjadi pada murid-murid Yesus. Walau tidak mengerti perkataan Yesus mengenai kematian dan kebangkitan-Nya, mereka enggan bertanya (ayat 32). Akibatnya mereka sesat. Ini tampak dari topik pembicaraan mereka kemudian, yaitu tentang siapa yang terbesar di antara mereka. Ironis bukan? Mereka mengira bahwa Yesus akan menjadi raja besar.

Dan orang yang terbesar dari antara para murid, tentu akan diberi jabatan terbesar dalam kerajaan yang akan didirikan Sang Guru. Maka Yesus mengajar mereka bahwa kebesaran dalam kerajaan-Nya tergantung dari kesediaan orang untuk melayani orang lain. Bahkan meski yang dilayani itu adalah seorang anak (ayat 36). Dalam budaya Yahudi, anak tidak dianggap penting.

Pandangan Yesus berbeda dari pandangan dunia yang menganggap bahwa kebesaran ditentukan oleh seberapa banyak orang yang melayani kita. Dunia memang mencari kebesaran dalam bentuk kuasa, popularitas, dan kekayaan. Ambisi dunia adalah menerima perhatian dan penghargaan. Lalu salahkah berambisi menjadi orang besar? Bukan demikian. Yesus ingin meluruskan pandangan bahwa kebesaran adalah menjadi orang pertama, sementara orang lain menjadi nomor dua, tiga, dan seterusnya. Kebesaran sejati bukan menempatkan diri di atas orang lain supaya kita dimuliakan.

Kebesaran adalah menempatkan diri kita untuk melayani dan menjadi berkat bagi sesama. Misalnya seorang dokter. Ia dianggap besar bukan karena ia seorang spesialis yang bekerja di rumah sakit mahal. Atau karena ia sering menjadi pembicara di seminar-seminar kesehatan. Ia dianggap besar bila ia juga menyediakan waktunya untuk menangani orang miskin.

Hasrat menjadi yang terbesar dapat mengancam keefektifan kita sebagai murid Tuhan. Hasrat untuk dimuliakan seharusnya tidak dimiliki seorang pengikut Yesus. Apa solusinya? Milikilah hati seorang hamba. Bersiaplah mengutamakan orang lain dan merendahkan diri sendiri.

Ingatlah bahwa Yesus rela dianggap tak berarti dan memikul salib bagi kita.


www.sabda.org

Markus 9:30-37

30. Yesus dan murid-murid-Nya berangkat dari situ dan melewati
Galilea, dan Yesus tidak mau hal itu diketahui orang;

31 sebab Ia sedang mengajar murid-murid-Nya. Ia berkata kepada
mereka: "Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia,
dan mereka akan membunuh Dia, dan tiga hari sesudah Ia dibunuh Ia akan bangkit."

32 Mereka tidak mengerti perkataan itu, namun segan menanyakannya kepada-Nya.

33 Kemudian tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Kapernaum.
Ketika Yesus sudah di rumah, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya:
"Apa yang kamu perbincangkan tadi di tengah jalan?"

34 Tetapi mereka diam, sebab di tengah jalan tadi mereka
mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka.

35 Lalu Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu.
Kata-Nya kepada mereka: "Jika seseorang ingin menjadi yang
terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya."

36 Maka Yesus mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya
di tengah-tengah mereka, kemudian Ia memeluk anak itu dan berkata kepada mereka:

37 "Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam
nama-Ku, ia menyambut Aku. Dan barangsiapa menyambut Aku, bukan
Aku yang disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar