Sabtu, 14 Maret 2009

Terkenal Dan Hormat

Ev. Kisah Para Rasul 14:8-18
Ep. Yosua 4-6
Nats: Barnabas mereka sebut Zeus dan Paulus mereka sebut Hermes, karena dialah yang berbicara (Kisah Para Rasul 14:12)


Beberapa waktu lalu, stasiun berita internasional Channel News Asia menayangkan reportase tentang impian para pemuda India untuk menembus industri perfilman India yang dikenal sebagai Bollywood. Impian ini didorong oleh keinginan mereka untuk menjadi terkenal dan dihormati seperti para bintang film seperti Sanjay Dutt, Amitabh Bachchan, dan Shahrukh Khan.

Paulus dan Barnabas pernah menjadi terkenal dan dihormati karena mukjizat yang Tuhan adakan melalui mereka (ayat 8-10). Bahkan tidak tanggung-tanggung, mereka dipuja sebagai dewa (ayat 11-13). Bayangkan prospek kenikmatan yang bisa mereka nikmati, jika mereka menerima pemujaan tersebut. Namun, Paulus dan Barnabas tidak tergoda dan tidak lupa diri (ayat 14-17). Mereka ingat siapa mereka dan apa tugas mereka. Karena itu, mereka segera memakai kesempatan itu untuk menunaikan tugas memberitakan Injil (ayat 15-17).

Adalah manusiawi kalau kita ingin terkenal dan dihormati. Adalah alami juga kalau kita menjadi tenar dan dihormati karena keberhasilan dan kesuksesan kita. Akan tetapi, jangan sampai ketenaran dan penghormatan tersebut membuat kita lupa diri. Kita harus ingat bahwa segala keberhasilan dan kesuksesan kita adalah anugerah Tuhan, sehingga harus dipakai untuk memuliakan Dia dan memberkati orang lain. Praktisnya, seorang yang sukses menjadi pejabat pemerintahan atau pemimpin perusahaan harus memakai kesuksesannya itu untuk mendatangkan kebaikan bagi banyak orang. Seorang pendidik, pendeta,tokoh masyarakat, atau orangtua jangan menyalahgunakan "statusnya" tersebut. Seorang selebriti harus memberi kesaksian hidup yang layak ditiru oleh penggemarnya.

KETENARAN DAN PENGHORMATAN DIBERIKAN TUHAN BAGI KITA UNTUK MEMULIAKAN DIA DAN MENDATANGKAN BERKAT BAGI SESAMA


http://www.glorianet.org
http://www.sabda.org


Kisah 14:8-18

8. Di Listra ada seorang yang duduk saja, karena lemah kakinya
dan lumpuh sejak ia dilahirkan dan belum pernah dapat berjalan.

9 Ia duduk mendengarkan, ketika Paulus berbicara. Dan Paulus
menatap dia dan melihat, bahwa ia beriman dan dapat disembuhkan.

10 Lalu kata Paulus dengan suara nyaring: "Berdirilah tegak di
atas kakimu!" Dan orang itu melonjak berdiri, lalu berjalan kian ke mari.

11 Ketika orang banyak melihat apa yang telah diperbuat Paulus,
mereka itu berseru dalam bahasa Likaonia: "Dewa-dewa telah turun
ke tengah-tengah kita dalam rupa manusia."

12 Barnabas mereka sebut Zeus dan Paulus mereka sebut Hermes,
karena ia yang berbicara.

13 Maka datanglah imam dewa Zeus, yang kuilnya terletak di luar
kota, membawa lembu-lembu jantan dan karangan-karangan bunga ke
pintu gerbang kota untuk mempersembahkan korban bersama-sama
dengan orang banyak kepada rasul-rasul itu.

14 Mendengar itu Barnabas dan Paulus mengoyakkan pakaian
mereka, lalu terjun ke tengah-tengah orang banyak itu sambil berseru:

15 "Hai kamu sekalian, mengapa kamu berbuat demikian? Kami ini
adalah manusia biasa sama seperti kamu. Kami ada di sini untuk
memberitakan Injil kepada kamu, supaya kamu meninggalkan
perbuatan sia-sia ini dan berbalik kepada Allah yang hidup, yang
telah menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya.

16 Dalam zaman yang lampau Allah membiarkan semua bangsa
menuruti jalannya masing-masing,

17 namun Ia bukan tidak menyatakan diri-Nya dengan
berbagai-bagai kebajikan, yaitu dengan menurunkan hujan dari
langit dan dengan memberikan musim-musim subur bagi kamu. Ia
memuaskan hatimu dengan makanan dan kegembiraan."

18 Walaupun rasul-rasul itu berkata demikian, namun
hampir-hampir tidak dapat mereka mencegah orang banyak
mempersembahkan korban kepada mereka.

Jumat, 13 Maret 2009

Serangan Dari Dalam

Ev. Hakim-hakim 16:15-21
Ep. Yosua 1-3
Nats: Lalu setelah perempuan itu berhari-hari merengek-rengek kepadanya dan terus mendesak-desak dia, ia tidak dapat lagi menahan hati, sehingga ia mau mati rasanya (Hakim-hakim 16:16)


Gedung tertua di San Francisco, Mission Dolores, memiliki riwayat unik. Bangunan yang didirikan pada 1791 ini mampu bertahan melewati empat gempa bumi besar, termasuk gempa bumi dahsyat 1906 yang meratakan sebagian besar kota tersebut. Ironisnya, gedung itu malah nyaris ambruk karena digerogoti sejenis rayap pada 1990-an.

Riwayat Mission Dolores mengingatkan kita pada kisah hidup Simson. Ia hakim Israel yang terkemuka karena kekuatan dan keperkasaannya. Ia pernah membunuh singa dengan tangan kosong dan berkali-kali mengalahkan bangsa Filistin seorang diri. Tragisnya, ia justru terkulai karena bujuk rayu perempuan yang merupakan mata-mata musuhnya. Hawa nafsu membuat pandangannya lamur, tidak sanggup mengenali karakter Delila yang sesungguhnya. Rengekan Delila pun meruntuhkan pertahanannya, sehingga ia membeberkan rahasia kekuatannya (ayat 17). Ia, yang secara gagah berani menghalau musuh-musuh yang menyerang dari luar, jatuh akibat hawa nafsu yang merapuhkan hatinya dari dalam.

Kita masing-masing juga rentan terhadap kecenderungan serupa. Kita mungkin gigih mengatasi kebangkrutan bisnis atau kegagalan berprestasi-tantangan hidup yang berasal dari luar. Namun, apakah kita gigih pula mewaspadai hawa nafsu, ketamakan, amarah, atau kelemahan lain yang merongrong kehidupan kita dari dalam? Walaupun tampaknya sepele, apabila tidak dikendalikan, masalah itu dapat merusak kehidupan kita. Karena itu, kita perlu mengenali kelemahan tersebut, mengakuinya di hadapan Tuhan, dan memohon anugerah untuk mengatasinya.

SEDIKIT-SEDIKIT LAMA-LAMA MENJADI BUKIT JUGA BERLAKU UNTUK MASALAH-MASALAH KECIL YANG TAK SEGERA DIATASI

http://www.glorianet.org
http://www.sabda.org

Hakim-hakim 16:15-21

15 Berkatalah perempuan itu kepadanya: "Bagaimana mungkin
engkau berkata: Aku cinta kepadamu, padahal hatimu tidak tertuju
kepadaku? Sekarang telah tiga kali engkau mempermain-mainkan aku
dan tidak mau menceritakan kepadaku, karena apakah kekuatanmu
demikian besar."

16 Lalu setelah perempuan itu berhari-hari merengek-rengek
kepadanya dan terus mendesak-desak dia, ia tidak dapat lagi
menahan hati, sehingga ia mau mati rasanya.

17 Maka diceritakannyalah kepadanya segala isi hatinya,
katanya: "Kepalaku tidak pernah kena pisau cukur, sebab sejak
dari kandungan ibuku aku ini seorang nazir Allah. Jika kepalaku
dicukur, maka kekuatanku akan lenyap dari padaku, dan aku menjadi
lemah dan sama seperti orang-orang lain."

18. Ketika dilihat Delila, bahwa segala isi hatinya telah
diceritakannya kepadanya, disuruhnyalah memanggil raja-raja kota
orang Filistin, katanya: "Sekali ini lagi datanglah ke mari,
sebab ia telah menceritakan segala isi hatinya kepadaku." Lalu
datanglah raja-raja kota orang Filistin itu kepadanya sambil membawa uang itu.

19 Sesudah itu dibujuknya Simson tidur di pangkuannya, lalu
dipanggilnya seorang dan disuruhnya mencukur ketujuh rambut
jalinnya, sehingga mulailah Simson ditundukkan oleh perempuan
itu, sebab kekuatannya telah lenyap dari padanya.

20 Lalu berserulah perempuan itu: "Orang Filistin menyergap
engkau, Simson!" Maka terjagalah ia dari tidurnya serta katanya:
"Seperti yang sudah-sudah, aku akan bebas dan akan meronta
lepas." Tetapi tidaklah diketahuinya, bahwa TUHAN telah meninggalkan dia.

21 Orang Filistin itu menangkap dia, mencungkil kedua matanya
dan membawanya ke Gaza. Di situ ia dibelenggu dengan dua rantai
tembaga dan pekerjaannya di penjara ialah menggiling.

Kamis, 12 Maret 2009

Terburu buru

Ev. Pengkhotbah 4:17-5:6
Ep. Ulangan 29-31
Nats: Janganlah terburu-buru dengan mulutmu, dan janganlah hatimu lekas-lekas mengeluarkan perkataan di hadapan Allah (Pengkhotbah 5:1)



Di kota Bern, Swiss, ada menara dengan jam besar di atasnya. Usianya sudah 750 tahun, tetapi masih berfungsi. Uniknya, jam itu tidak punya jarum penunjuk menit! Orang zaman dulu rupanya tidak hidup tergesa-gesa. Waktu sehari hanya dibagi dalam hitungan jam. Belakangan baru orang membagi satu jam menjadi 60 menit. Pada zaman modern, satu menit dibagi lagi menjadi 60 detik. Makin akuratnya pembagian waktu membuat manusia bisa memakai waktu lebih efektif dan produktif. Namun juga membuat kita menjadi budak waktu. Tidak bisa tenang. Selalu terburu-buru karena dikejar jadwal dan target.


Tuhan mengajar kita untuk menghargai waktu. Nazar kepada-Nya harus digenapi tepat waktu. Sesuai jadwal. Tidak ditunda-tunda (ayat 3,4). Namun, hidup tidak boleh jadi serba terburu-buru. Saat berdoa, misalnya, kita diminta tidak "lekas-lekas mengeluarkan perkataan di hadapan Allah" (ayat 1). Sediakan waktu untuk menenangkan diri lebih dulu. Benar-benar hadir di hadapan-Nya. Jika mulut asal berucap, tetapi pikiran masih ada di lain tempat, doa kita bisa menjadi"asbun" (asal bunyi). Sekadar rutinitas. Akibatnya, banyak terlontar janji gombal yang tidak kita amini dan tepati. Berbicara terburu-buru kerap membuat orang khilaf (ayat 5). Bicara tanpa pikir panjang!


Sediakanlah cukup waktu saat bersekutu dengan Tuhan, juga saat bercengkerama dengan keluarga dan teman. Pada momen-momen berharga itu, perlambat kecepatan hidup Anda. Jadilah rileks. Hadir dan nikmati tiap percakapan, sehingga relasi Anda jadi bermakna. Sibuk boleh, tetapi jangan mau diperbudak waktu!

ORANG YANG HIDUP TERBURU-BURU DARI PAGI HINGGA PETANG KERAP KEHILANGAN MOMEN INDAH YANG TAK TERULANG


http://www.glorianet.org
http://www.sabda.org

Pengkhotbah 4:17-5:6

1 (4-17) Jagalah langkahmu, kalau engkau berjalan ke rumah
Allah! Menghampiri untuk mendengar adalah lebih baik dari pada
mempersembahkan korban yang dilakukan oleh orang-orang bodoh,
karena mereka tidak tahu, bahwa mereka berbuat jahat.

2 (5-1) Janganlah terburu-buru dengan mulutmu, dan janganlah
hatimu lekas-lekas mengeluarkan perkataan di hadapan Allah,
karena Allah ada di sorga dan engkau di bumi; oleh sebab itu,
biarlah perkataanmu sedikit.

3 (5-2) Karena sebagaimana mimpi disebabkan oleh banyak
kesibukan, demikian pula percakapan bodoh disebabkan oleh banyak
perkataan.

4 (5-3) Kalau engkau bernazar kepada Allah, janganlah
menunda-nunda menepatinya, karena Ia tidak senang kepada
orang-orang bodoh. Tepatilah nazarmu.

5 (5-4) Lebih baik engkau tidak bernazar dari pada bernazar
tetapi tidak menepatinya.

6 (5-5) Janganlah mulutmu membawa engkau ke dalam dosa, dan
janganlah berkata di hadapan utusan Allah bahwa engkau khilaf.
Apakah perlu Allah menjadi murka atas ucapan-ucapanmu dan
merusakkan pekerjaan tanganmu?

7 (5-6) Karena sebagaimana mimpi banyak, demikian juga
perkataan sia-sia banyak. Tetapi takutlah akan Allah.

Rabu, 11 Maret 2009

Menjaga Hati

Ev. Amsal 4:20-27
Ep. Ulangan 23-25
Nats: Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan (Amsal 4:23)


Bayangkan sebuah rumah; bagus dan megah, tetapi tidak terawat. Banyak kotoran dan sampah. Pasti tidak nyaman dan tidak sehat. Sebaliknya, sebuah rumah yang sederhana, tetapi terawat dan tertata baik, pasti akan terasa nyaman dan sehat. Kita pun akan betah tinggal di dalamnya.

Begitu juga dengan hidup kita. Cerah suramnya hidup ini tidak terletak pada kekayaan ataupun fasilitas-fasilitas tertentu, tetapi pada hati yang terjaga dengan baik. Hati yang penuh rasa syukur akan membuat kita melihat hidup ini secara positif. Oleh karenanya, kita tidak akan kehilangan kegembiraan, pun ketika kita tengah menjalani kehidupan yang berat. Sebaliknya hati yang penuh keluh kesah, akan membuat kita melihat hidup hanya dari sisi negatif. Karenanya kita sulit bergembira.

Dalam berelasi dengan orang lain, hati juga bisa sangat menentukan.
Hati yang baik dan tulus akan terjelma dalam sikap-sikap yang membangun. Sebaliknya hati yang culas, penuh rasa tidak senang, iri, dan tamak, akan terjelma dalam sikap-sikap yang merusak. Semua yang dilakukan orang lain bisa saja dimaknai secara negatif.

Betapa pentingnya peran hati dalam hidup manusia. Di kitab Amsal kita dapat menemukan 131 ayat yang memuat kata "hati". Dari situ tersirat bahwa menjaga hati itu perlu; khususnya menjaga hati dari segala kotoran dan sampah kehidupan. Untuk itu kita perlu selalu melakukan
evaluasi dan introspeksi diri, serta memohon agar Tuhan menolong membersihkan hati kita dari segala hal yang buruk.


HIDUP DALAM SYUKUR MEMBUAT LANGKAH KITA TERASA LEBIH RINGAN


http://www.glorianet.org
http://www.sabda.org



Amsal 4:20-27

20. Hai anakku, perhatikanlah perkataanku, arahkanlah telingamu kepada ucapanku;

21 janganlah semuanya itu menjauh dari matamu, simpanlah itu di lubuk hatimu.

22 Karena itulah yang menjadi kehidupan bagi mereka yang
mendapatkannya dan kesembuhan bagi seluruh tubuh mereka.

23 Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.

24 Buanglah mulut serong dari padamu dan jauhkanlah bibir yang dolak-dalik dari padamu.

25 Biarlah matamu memandang terus ke depan dan tatapan matamu tetap ke muka.

26 Tempuhlah jalan yang rata dan hendaklah tetap segala jalanmu.

27 Janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, jauhkanlah kakimu dari kejahatan.

Selasa, 10 Maret 2009

Membela Yesus

Ev. Markus 9:38-41


Persaingan memang menjadi warna dalam dunia bisnis. Namun apakah dunia pelayanan juga mengenal persaingan? Lalu bagaimana perasaan Anda atas keberhasilan pelayanan gereja lain? Iri? Atau ada perasaan tersaingi?


Murid-murid yang diwakili oleh Yohanes menyatakan keheranan karena ada orang, di luar kedua belas murid, yang berhasil mengusir setan dengan memakai nama Yesus. Bagaimana hal itu bisa terjadi? Bukankah para murid memiliki hak monopoli dalam hubungan mereka dengan Sang Guru? Bukankah Yesus tidak menyuruh orang itu melakukannya sebagaimana Ia telah menyuruh kedua belas murid-Nya (Mrk. 3:14-15)? Atau mungkin keberhasilan orang itu dan kegagalan kesembilan murid yang lain yang justru mengganggu perasaan murid-murid Yesus (Mrk. 9:18)?

Meski demikian Yesus tidak ikut gusar. Yesus tidak keberatan bila orang itu memakai nama-Nya untuk mengusir setan. Dapat dipastikan bahwa orang tersebut adalah orang yang percaya pada Yesus walau ia tidak termasuk murid. Artinya orang itu bukan musuh Yesus. Yesus tidak mau para murid melihat pengusiran setan sebagai tindakan yang salah hanya karena orang itu tidak termasuk kedua belas murid. Karena dengan menolong orang lain, sesungguhnya orang itu telah melakukan perintah Allah. Malah ia akan menerima upah karena kebaikan yang telah dilakukan (ayat 41).

Kita pun hendaknya jangan pernah berpikir bahwa hanya kita saja yang dapat melakukan yang baik. Atau kita berpikir bahwa lebih baik bila orang lain bergabung dengan kita karena akan lebih banyak yang bisa dilakukan. Ini adalah pikiran yang sempit. Sebaiknya kita bersyukur atas pelayanan dan pekerjaan baik yang dilakukan orang lain. Hati-hatilah terhadap kecenderungan mencela pelayanan orang lain hanya karena mereka tidak termasuk aliran gereja kita. Mungkin saja mereka melakukan kesalahan dalam beberapa hal. Namun ingatlah bahwa lebih baik jika suatu pelayanan dilakukan oleh orang lain daripada tidak sama sekali.


http://www.sabda.org
http://www.sabda.org

Markus 9:38-41

38 Kata Yohanes kepada Yesus: "Guru, kami lihat seorang yang
bukan pengikut kita mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah
orang itu, karena ia bukan pengikut kita."

39 Tetapi kata Yesus: "Jangan kamu cegah dia! Sebab tidak
seorangpun yang telah mengadakan mujizat demi nama-Ku, dapat
seketika itu juga mengumpat Aku.

40 Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita.

41. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa memberi kamu
minum secangkir air oleh karena kamu adalah pengikut Kristus, ia
tidak akan kehilangan upahnya."

Senin, 09 Maret 2009

Internet

Ev. Mazmur 1
Ep. Ulangan 20-22
Nats: Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh (Mazmur 1:1)


Lewat internet, kini orang bisa belajar tentang apa saja dan bertemu dengan siapa saja yang ia inginkan. Analisis The Washington Post (Maret 2007) menunjukkan, ada 408 juta halaman website membahas soal seks dan 396 juta halaman membahas soal agama. Jadi, seorang anak
bisa dengan mudah mendapatkan semua informasi; baik tentang seks maupun Tuhan, hanya lewat komputer di kamarnya. Bahkan ia bisa bergabung dengan kelompok pecandu narkoba, kelompok penggemar pornografi, kelompok religius, atau puluhan ribu kelompok lainnya.

Munculnya aksi teroris, misalnya, dipicu oleh adanya website yang mempromosikan cara membuat bom bunuh diri!

Pemazmur menjelaskan bahwa di hadapan kita selalu terbentang dua jalan: jalan orang fasik atau jalan orang benar. Seseorang bisa memilih jalan kefasikan karena daya tarik atau pengaruh orang lain.

Ia "berjalan menuruti nasihat" mereka yang mempromosikan gaya hidup melawan kehendak Tuhan. Ia "duduk dalam kumpulan pencemooh";

mendengarkan pendapat mereka yang memandang remeh Tuhan dan tak punya rasa takut kepada-Nya. Dengan bergabung atau bersekutu bersama kelompok itu di dunia maya, iman kita bisa terkikis perlahan-lahan, sampai kita menjadi "sekam yang ditiupkan angin (ayat 4)". Orang
terhilang yang dimakan setan zaman.

Teknologi modern membuat orang kini jauh lebih mudah untuk berjalan menuruti nasihat orang fasik. Maka, hati-hatilah ketika membuka sebuah halaman website. Sebelum memencet tombol "klik", bertanyalah lebih dulu: ke mana "klik" ini akan menuntun saya? Jalan orang fasik
atau jalan orang benar?

JALAN ORANG FASIK BAGAIKAN JALAN TOL BEGITU SALAH MASUK, SUSAH BERPUTAR KEMBALI


http://www.glorianet.org
http://www.sabda.org


Mazmur 1

1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat
orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang
tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,

2 tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang
merenungkan Taurat itu siang dan malam.

3 Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang
menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya;
apa saja yang diperbuatnya berhasil.

4. Bukan demikian orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiupkan angin.

5 Sebab itu orang fasik tidak akan tahan dalam penghakiman,
begitu pula orang berdosa dalam perkumpulan orang benar;

6 sebab TUHAN mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.

Minggu, 08 Maret 2009

Cara Menjadi Orang Besar

Ev. Markus 9:30-37


Malu bertanya, sesat di jalan. Itulah yang terjadi pada murid-murid Yesus. Walau tidak mengerti perkataan Yesus mengenai kematian dan kebangkitan-Nya, mereka enggan bertanya (ayat 32). Akibatnya mereka sesat. Ini tampak dari topik pembicaraan mereka kemudian, yaitu tentang siapa yang terbesar di antara mereka. Ironis bukan? Mereka mengira bahwa Yesus akan menjadi raja besar.

Dan orang yang terbesar dari antara para murid, tentu akan diberi jabatan terbesar dalam kerajaan yang akan didirikan Sang Guru. Maka Yesus mengajar mereka bahwa kebesaran dalam kerajaan-Nya tergantung dari kesediaan orang untuk melayani orang lain. Bahkan meski yang dilayani itu adalah seorang anak (ayat 36). Dalam budaya Yahudi, anak tidak dianggap penting.

Pandangan Yesus berbeda dari pandangan dunia yang menganggap bahwa kebesaran ditentukan oleh seberapa banyak orang yang melayani kita. Dunia memang mencari kebesaran dalam bentuk kuasa, popularitas, dan kekayaan. Ambisi dunia adalah menerima perhatian dan penghargaan. Lalu salahkah berambisi menjadi orang besar? Bukan demikian. Yesus ingin meluruskan pandangan bahwa kebesaran adalah menjadi orang pertama, sementara orang lain menjadi nomor dua, tiga, dan seterusnya. Kebesaran sejati bukan menempatkan diri di atas orang lain supaya kita dimuliakan.

Kebesaran adalah menempatkan diri kita untuk melayani dan menjadi berkat bagi sesama. Misalnya seorang dokter. Ia dianggap besar bukan karena ia seorang spesialis yang bekerja di rumah sakit mahal. Atau karena ia sering menjadi pembicara di seminar-seminar kesehatan. Ia dianggap besar bila ia juga menyediakan waktunya untuk menangani orang miskin.

Hasrat menjadi yang terbesar dapat mengancam keefektifan kita sebagai murid Tuhan. Hasrat untuk dimuliakan seharusnya tidak dimiliki seorang pengikut Yesus. Apa solusinya? Milikilah hati seorang hamba. Bersiaplah mengutamakan orang lain dan merendahkan diri sendiri.

Ingatlah bahwa Yesus rela dianggap tak berarti dan memikul salib bagi kita.


www.sabda.org

Markus 9:30-37

30. Yesus dan murid-murid-Nya berangkat dari situ dan melewati
Galilea, dan Yesus tidak mau hal itu diketahui orang;

31 sebab Ia sedang mengajar murid-murid-Nya. Ia berkata kepada
mereka: "Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia,
dan mereka akan membunuh Dia, dan tiga hari sesudah Ia dibunuh Ia akan bangkit."

32 Mereka tidak mengerti perkataan itu, namun segan menanyakannya kepada-Nya.

33 Kemudian tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Kapernaum.
Ketika Yesus sudah di rumah, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya:
"Apa yang kamu perbincangkan tadi di tengah jalan?"

34 Tetapi mereka diam, sebab di tengah jalan tadi mereka
mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka.

35 Lalu Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu.
Kata-Nya kepada mereka: "Jika seseorang ingin menjadi yang
terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya."

36 Maka Yesus mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya
di tengah-tengah mereka, kemudian Ia memeluk anak itu dan berkata kepada mereka:

37 "Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam
nama-Ku, ia menyambut Aku. Dan barangsiapa menyambut Aku, bukan
Aku yang disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku."

Sabtu, 07 Maret 2009

Kacang Lupa Kulit

Ev. Ulangan 15:12-18
Ep. Kejadian 20-22
Nats: Haruslah kauingat, bahwa engkau pun dahulu budak di tanah Mesir dan engkau ditebus TUHAN, Allahmu; itulah sebabnya aku memberi perintah itu kepadamu pada hari ini (Ulangan 15:15)

Kacang lupa kulit adalah ungkapan kiasan untuk menyebut orang yang lupa akan masa lalunya dan menjadi sombong. Misalnya, seorang gadis berasal dari desa, merantau ke kota, berhasil menjadi artis terkenal, lalu sikap dan perilakunya berubah menjadi sok, jauh dari tata krama.

Ungkapan itu juga bisa dikenakan pada orang yang tidak tahu berterima kasih, lupa akan jasa-jasa orang yang pernah menolong dan membesarkannya. Seperti si Malin Kundang, tokoh dalam salah satu cerita rakyat dari Sumatra Barat. Malin Kundang adalah pemuda yang meraih kesuksesan di rantau, tetapi kemudian ia tidak mau mengakui ibunya sendiri, sehingga dikutuk menjadi batu.

Tuhan sangat tidak berkenan dengan sikap "kacang lupa kulit". Itulah sebabnya berulang kali Dia mengingatkan umat Israel tentang status mereka dulu, yaitu sebagai budak-budak di Mesir, dan bahwa Tuhanlah yang telah membebaskan mereka (ayat 15). Tujuannya supaya mereka
tetap mengandalkan Tuhan, dan tidak berpaling kepada ilah-ilah lain.

Sekaligus supaya mereka juga memiliki empati dan kepekaan untuk membantu orang lain yang membutuhkan seperti mereka dulu (ayat 13,14).

Maka, baiklah kita terus mengingat karya kasih Tuhan dalam hidup kita, sehingga kita selalu terdorong untuk memakai segala yang ada pada kita untuk kemuliaan-Nya. Dan, baiklah kita juga tidak melupakan peran dan jasa orang lain dalam setiap kesuksesan yang kita raih,
sehingga kita bisa tetap menunjukkan rasa terima kasih kita kepada mereka. Bukan seperti kacang yang lupa pada kulitnya.

KITA ADALAH ORANG BERUTANG KEPADA TUHAN DAN KEPADA ORANG-ORANG DI SEKITAR KITA


http://www.glorianet.org
http://www.sabda.org

Ulangan 15:12-18

12. "Apabila seorang saudaramu menjual dirinya kepadamu, baik
seorang laki-laki Ibrani ataupun seorang perempuan Ibrani, maka
ia akan bekerja padamu enam tahun lamanya, tetapi pada tahun yang
ketujuh engkau harus melepaskan dia sebagai orang merdeka.

13 Dan apabila engkau melepaskan dia sebagai orang merdeka,
maka janganlah engkau melepaskan dia dengan tangan hampa,

14 engkau harus dengan limpahnya memberi bekal kepadanya dari
kambing dombamu, dari tempat pengirikanmu dan dari tempat
pemerasanmu, sesuai dengan berkat yang diberikan kepadamu oleh
TUHAN, Allahmu, haruslah kauberikan kepadanya.

15 Haruslah kauingat, bahwa engkaupun dahulu budak di tanah
Mesir dan engkau ditebus TUHAN, Allahmu; itulah sebabnya aku
memberi perintah itu kepadamu pada hari ini.

16 Tetapi apabila dia berkata kepadamu: Aku tidak mau keluar
meninggalkan engkau, karena ia mengasihi engkau dan keluargamu,
sebab baik keadaannya padamu,

17 maka engkau harus mengambil sebuah penusuk dan menindik
telinganya pada pintu, sehingga ia menjadi budakmu untuk
selama-lamanya. Demikian juga kauperbuat kepada budakmu perempuan.

18 Janganlah merasa susah, apabila engkau melepaskan dia
sebagai orang merdeka, sebab enam tahun lamanya ia telah bekerja
padamu dengan jasa dua kali upah seorang pekerja harian. Maka
TUHAN, Allahmu, akan memberkati engkau dalam segala sesuatu yang kaukerjakan."

Jumat, 06 Maret 2009

Apa Kata Dunia

Ev. Matius 23:25-28
Ep. Bilangan 1-3
Nats: Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kelaliman (Matius 23:28)


Sebagian besar dari kita mengenal nama Naga Bonar. Dia adalah tokoh utama film Naga Bonar (1987) dan Naga Bonar (Jadi) 2 (2007). Satu frase terkenal yang sering diucapkannya adalah, "Apa kata dunia?" Frase ini mencerminkan salah satu sikap dari kebanyakan orang Indonesia, yaitu sangat memedulikan pendapat dan impresi orang lain.

Ada kebaikan, tetapi ada juga keburukan dari sikap semacam ini. Salah satu kebaikannya, hal ini menimbulkan kontrol masyarakat terhadap moralitas. Namun, salah satu keburukannya adalah kemungkinan munculnya kemunafikan seperti dalam bacaan hari ini.

Ahli Taurat dan orang Farisi adalah tokoh-tokoh masyarakat pada zaman itu, yang berusaha untuk menjaga citra mereka sebaik mungkin. Namun akibatnya, mereka lebih memedulikan pendapat orang daripada pendapat Allah yang sesungguhnya paling berhak menilai hidup mereka. Mereka lupa mengurusi hati dan pribadi mereka. Mereka menjadi seperti piring
yang bersih di luarnya, tetapi dalamnya tidak. Atau, seperti kuburan yang tampak indah di luarnya, tetapi berisi tulang belulang dan kotoran di dalamnya.

Terkadang kita juga seperti itu; lebih memikirkan apa pendapat orang daripada pendapat Allah. Akibatnya di gereja kita terlihat saleh, tetapi di luar kita bejat secara moral. Atau, kita menghalalkan segala cara untuk meraih keberhasilan demi dipuji orang. Atau, di hadapan orang banyak kita terlihat bijaksana, tetapi di rumah sendiri kita adalah orang yang kasar. Hari ini kita ditegur untuk tidak hanya mengurusi pendapat orang lain, tetapi terutama memikirkan pendapat Allah.

JANGAN TANYA, "APA KATA DUNIA?" MELAINKAN, "APA KATA ALLAH?"


http://www.glorianet.org
http://www.sabda.org

Matius 23:25-28

25 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi,
hai kamu orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kamu
bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan.

26 Hai orang Farisi yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah
dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih.

27 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi,
hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan
yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya,
tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran.

28 Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar
di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan.

Kamis, 05 Maret 2009

Makna Berbagi

Ev. Kisah Para Rasul 2:41-47
Ep. Kejadian 16-19
Nats: Semua orang yang percaya tetap bersatu, dan semua milik mereka adalah milik bersama (Kisah Para Rasul 2:44)



Sekte Essene Yahudi, yang hidup pada sekitar abad pertama di Palestina, memiliki peraturan penting bagi setiap calon pertapa.
Mereka harus menjual seluruh harta kekayaannya dan memberikan hasil penjualan itu kepada Guru Agung yang memimpin biara. Menjual harta kekayaan tersebut dilakukan karena mereka akan menjalani gaya hidup bertapa dan menarik diri dari urusan dunia. Hasil penjualan itu pun
digunakan semata-mata untuk memenuhi kebutuhan biara; agar mereka dapat menjalankan pertapaan.

Jemaat mula-mula pun memiliki gaya hidup serupa, tetapi demi alasan yang berbeda. Iman kepada Kristus telah menyatukan mereka menjadi satu keluarga. Jadi, mereka memberi bukan sebagai seseorang yang memberi sedekah kepada orang miskin, tetapi sebagai keluarga sendiri.
Kesatuan menjadi dasar dalam memberi. Kebutuhan tubuh Kristus dirasakan sebagai kebutuhan semua orang. Mereka memberi kepada setiap orang sesuai keperluan masing-masing (ayat 45). Memberi bukanlah kewajiban, melainkan sesuatu yang dilakukan karena kebersamaan yang dirasakan dalam komunitas kristiani.

Memberi dalam lingkup komunitas kristiani adalah berbagi. Tetapi jangan salah, bukan berbagi apa yang tidak kita ingin miliki lagi. Namun, orang kerap memberikan sesuatu yang tidak lagi ia butuhkan. Ini pemberian yang tidak tulus. Bagikan setiap pemberian dengan hati
tulus. Dan, berbagi dalam komunitas kristiani tak hanya berarti berbagi benda atau materi, tetapi juga berbagi hidup. Takkan sulit dilakukan apabila kita selalu ingat bahwa di dalam Kristus, kita semua telah menjadi satu keluarga yang sejati.

TIDAK ADA KEBUTUHAN YANG TIDAK TERPENUHI APABILA KITA MAU BERBAGI


http://www.glorianet.org
http://www.sabda.org

Kisah 2:41-47

41 Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri
dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.

42 Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam
persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.

43 Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu
mengadakan banyak mujizat dan tanda.

44 Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu,
dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama,

45 dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu
membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing.

46 Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap
hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah
masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan
gembira dan dengan tulus hati,

47 sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan
tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.

Rabu, 04 Maret 2009

Mewujudkan Resolusi

Ev. Yakobus 4:13-17
Ep. Kejadian 1-2

Nats: Kita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah (Roma 8:28)


Menyusun resolusi adalah hal yang kerap dilakukan orang di awal tahun. Namun, banyak orang begitu semangat menyusun resolusi agar menjadi "lebih baik", kemudian lupa ketika waktu berlalu. Ada banyak hal membuat kita sulit mewujudkan resolusi. Akan tetapi, ada satu hal
penting yang bisa menjadi pangkal kegagalan kita, yakni saat kita menyusun resolusi dengan pertanyaan yang salah, "Apa yang ingin saya capai tahun ini?" atau "Apa yang ingin saya lakukan tahun ini?"

Sebagai orang-orang yang menjadikan Yesus sebagai Raja atas hidup ini, bukankah seharusnya kita mendasarkan resolusi pada pertanyaan, "Tuhan, apa yang Engkau ingin aku lakukan tahun ini? Apa yang Engkau ingin agar saya capai tahun ini?" Ada dua alasan mengapa kita harus
melibatkan Tuhan dalam menyusun resolusi.

Pertama, Yakobus mengingatkan agar kita tidak melupakan Tuhan dalam perencanaan, karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi besok (ayat 14). Yakobus menasihati supaya kita berkata, "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu" (ayat 15).
Hanya Tuhan yang tahu apa yang akan terjadi di sepanjang tahun ke depan. Namun, Tuhan akan memimpin kita untuk membuat keputusan yang tepat, saat kita membuat rencana bersama-Nya.

Kedua, kita mesti ingat bahwa tujuan utama hidup kita adalah menjadi serupa dengan Kristus (Roma 8:29). Karena itu, fokus resolusi kita seharusnya adalah menjadi apa yang Tuhan mau, bukan sekadar menjadi lebih baik menurut ukuran manusia.

Mari membuat dan menjalani resolusi bersama Tuhan. Peganglah janji Tuhan, bahwa Dia akan "turut bekerja dalam segala sesuatu" di sepanjang tahun ini.

JANGAN KATAKAN KEPADA TUHAN APA YANG BAIK MENURUT KITA TANYAKAN KEPADA TUHAN APA YANG DIA PIKIR BAIK BAGI KITA


http://www.glorianet.org
http://www.sabda.org

Yakobus 4:13-17

13 Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: "Hari ini atau besok
kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun
dan berdagang serta mendapat untung",

14 sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah
arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap.

15 Sebenarnya kamu harus berkata: "Jika Tuhan menghendakinya,
kami akan hidup dan berbuat ini dan itu."

16 Tetapi sekarang kamu memegahkan diri dalam congkakmu, dan
semua kemegahan yang demikian adalah salah.

17 Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik,
tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa.

Selasa, 03 Maret 2009

Pilihan Allah

Ev. 1Korintus 1:25-31
Ep. Ulangan 13-16
Nats: Apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti (1 Korintus 1:28)


Ada dongeng tentang seorang penasihat raja yang buruk rupa, tetapi bijaksana. Raja selalu mendengarkan, sehingga sang ratu iri padanya. Ratu merasa bahwa si buruk rupa ini adalah penyihir yang membawa pengaruh buruk pada raja.

Suatu kali ratu menjumpainya dan menghinanya sebagai manusia yang tidak berarti. Sang penasihat tersenyum dan mengatakan bahwa anggur kerajaan yang terbaik disimpan di dalam bejana tanah liat yang kelihatan kotor, sama seperti anggur petani di desa-desa. Ratu tidak
mengerti, tetapi ia segera memeriksa hal itu. Betapa terkejut dan marahnya saat mendapati bahwa anggur kerajaan disimpan di bejana tanah liat. Ia memerintahkan agar anggur tersebut dipindahkan ke dalam bejana emas dan perak.

Namun, saat perjamuan makan kerajaan, anggur tersebut menjadi asam, sehingga menimbulkan kemarahan raja. Ratu pun malu dan mengakui kesalahannya. Ia memandang penasihat itu dan mengerti bahwa penampilan tidaklah penting. Buruk rupa tidak berarti buruk isinya. Cantik di luar tak berarti cantik di dalam. Anggur terbaik memang harus disimpan dalam bejana tanah liat.

Paulus menjelaskan bahwa Tuhan bekerja tidak memandang rupa. Apa yang bodoh, tidak terpandang, dan hina bagi dunia dipilih Allah untuk menunjukkan hikmat-Nya. Alangkah bodoh jika pelayanan atau gereja memilih pengurus berdasarkan kulit luarnya-seperti harta, jabatan,
atau gelar. Harta, jabatan, dan gelar bisa dipakai Tuhan, tetapi Tuhan lebih melihat isi, yaitu karakter, kedewasaan, dan prinsip hidup melayani. Dia tidak memandang kaya atau miskin, terpandang atau tidak, terpelajar atau tidak -DBS

MANUSIA KERAP MELIHAT KULIT LUAR SEMATA TETAPI TUHAN MEMILIH HATI YANG TULUS DAN SETIA


http://www.glorianet.org
http://www.sabda.org

1Korintus 1:25-31

25 Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada
manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia.

26 Ingat saja, saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika
kamu dipanggil: menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang
bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang
yang terpandang.

27 Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk
memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi
dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat,

28 dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia,
dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk
meniadakan apa yang berarti,

29 supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di hadapan Allah.

30 Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh
Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan
menguduskan dan menebus kita.

31 Karena itu seperti ada tertulis: "Barangsiapa yang bermegah,
hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan."

Senin, 02 Maret 2009

Beri Kami Harapan

Ev. Ibrani 6:9-20
Ep. Ulangan 7-9
Nats: Pengharapan itu sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir (Ibrani 6:19)


Film Flight of the Phoenix bercerita tentang pesawat pengangkut minyak yang terempas badai pasir di Gurun Mongolia. Dua penumpangnya tewas, radio rusak, dan badan pesawat pun berantakan. Dengan catu daya yang terbatas di tengah lingkungan yang tak ramah, masih adakah harapan bagi mereka yang bertahan hidup?

Seorang penumpang mengusulkan untuk merakit kembali pesawat baru dari rongsokan yang ada. Sang pilot menepiskan ide itu; menganggapnya menggelikan dan mustahil. Penumpang lain menyanggahnya. "Menurutku, orang cuma perlu satu hal dalam hidup ini," katanya. "Ia hanya perlu seseorang untuk dikasihi. Kalau kau tidak bisa memberikan itu, berilah mereka sesuatu untuk mereka harapkan."

Pengharapan meneguhkan kehidupan kita. Penulis Ibrani menggambarkan kehidupan ini sebagai kapal di lautan. Jiwa kita adalah kapalnya, yang mengangkut muatan berharga: anugerah keselamatan (ayat 9). Kita tengah berlayar menuju pelabuhan surga. Adapun pencobaan, penganiayaan, dan penderitaan adalah angin dan gelombang yang berpotensi mengandaskan kapal. Karenanya, kita memerlukan sauh yang memberikan kepastian dan keteguhan. Sauh itu tidak lain adalah pengharapan kita di dalam Yesus.

Di tengah dunia yang penuh gelombang ketidakpastian, kita dapat tetap tenang karena Yesus telah melabuhkan sauh kapal jiwa kita ke belakang tabir, yaitu ruang Mahakudus di surga. Hadirat Allah yang mulia itu tidak terpengaruh oleh keadaan dunia. Di sana Dia menjadi Imam Besar yang kekal dan tidak mungkin gagal menolong umat-Nya.

PENGHARAPAN KITA TEGUH KARENA TERPANCANG PADA BATU KARANG YANG TIDAK TERGUNCANGKAN


http://www.glorianet.org
http://www.sabda.org

Ibrani 6:9-20

9 Tetapi, hai saudara-saudaraku yang kekasih, sekalipun kami
berkata demikian tentang kamu, kami yakin, bahwa kamu memiliki
sesuatu yang lebih baik, yang mengandung keselamatan.

10 Sebab Allah bukan tidak adil, sehingga Ia lupa akan
pekerjaanmu dan kasihmu yang kamu tunjukkan terhadap nama-Nya
oleh pelayanan kamu kepada orang-orang kudus, yang masih kamu
lakukan sampai sekarang.

11 Tetapi kami ingin, supaya kamu masing-masing menunjukkan
kesungguhan yang sama untuk menjadikan pengharapanmu suatu milik
yang pasti, sampai pada akhirnya,

12 agar kamu jangan menjadi lamban, tetapi menjadi
penurut-penurut mereka yang oleh iman dan kesabaran mendapat
bagian dalam apa yang dijanjikan Allah.

13 Sebab ketika Allah memberikan janji-Nya kepada Abraham, Ia
bersumpah demi diri-Nya sendiri, karena tidak ada orang yang
lebih tinggi dari pada-Nya,

14 kata-Nya: "Sesungguhnya Aku akan memberkati engkau
berlimpah-limpah dan akan membuat engkau sangat banyak."

15 Abraham menanti dengan sabar dan dengan demikian ia
memperoleh apa yang dijanjikan kepadanya.

16 Sebab manusia bersumpah demi orang yang lebih tinggi, dan
sumpah itu menjadi suatu pengokohan baginya, yang mengakhiri segala bantahan.

17 Karena itu, untuk lebih meyakinkan mereka yang berhak
menerima janji itu akan kepastian putusan-Nya, Allah telah
mengikat diri-Nya dengan sumpah,

18 supaya oleh dua kenyataan yang tidak berubah-ubah, tentang
mana Allah tidak mungkin berdusta, kita yang mencari
perlindungan, beroleh dorongan yang kuat untuk menjangkau
pengharapan yang terletak di depan kita.

19 Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa
kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir,

20 di mana Yesus telah masuk sebagai Perintis bagi kita, ketika
Ia, menurut peraturan Melkisedek, menjadi Imam Besar sampai selama-lamanya.

Minggu, 01 Maret 2009

Ikut Membentuk

Ev. Filipi 1:12-19
Ep. Ulangan 4-6
Nats: ... apa yang terjadi atasku ini justru telah menyebabkan kemajuan Injil ... telah jelas bagi seluruh istana dan semua orang lain bahwa aku dipenjarakan karena Kristus (Filipi 1:12,13)


Israella Darmawan sangat gembira saat Barrack Obama terpilih menjadi Presiden Amerika. Padahal ia bukan anggota tim suksesnya. Bukan pula warga Amerika. Israella adalah guru SD Fransiskus Asisi, Jakarta, yang pernah mengajar Obama ketika menjalani masa kecilnya di
Indonesia. Walau hanya setahun, ia masih ingat saat ia memeriksa tugas mengarang yang diserahkan oleh Obama kecil. Obama membuat karangan berjudul "I want to be a president" (Saya ingin menjadi presiden). Israella tidak menyangka, tahun itu ia diberi kesempatan untuk ikut membentuk perjalanan hidup seorang presiden Amerika!

Setiap pertemuan adalah kesempatan. Itulah komentar Rasul Paulus kepada jemaat Filipi tentang kisah pemenjaraannya. Pengalaman dipenjara tanpa bersalah umumnya berisi cerita pahit. Tidak demikian bagi Paulus. Dari proses pengadilan sampai pemenjaraan, ia bertemu dengan banyak orang yang belum beriman. Baik tentara Romawi di istana maupun sesama penghuni penjara (ayat 13). Ini dipandangnya sebagai kesempatan emas. Ia memakai setiap pertemuan untuk bersaksi tentang Kristus. Ia berharap lewat pertemuan singkat itu, Tuhan bisa memakainya untuk mengubah jalan hidup tiap orang yang dijumpainya.

Setiap hari Tuhan mempertemukan Anda dengan berbagai tipe manusia. Seiman atau bukan. Menyenangkan atau menyebalkan. Baik atau jahat. Kaya atau miskin. Pandanglah itu sebagai sebuah kesempatan. Pancarkan kasih Tuhan lewat tutur kata dan perbuatan Anda. Siapa tahu, dalam pertemuan singkat itu Allah memakai Anda untuk ikut membentuk jalan hidup mereka ke arah yang lebih baik.

PERAN ANDA MUNGKIN SEDIKIT DALAM HIDUP SESEORANG NAMUN ITU SUDAH CUKUP MEMPERKAYA HIDUPNYA


http://www.glorianet.org
http://www.sabda.org

Filipi 1:12-19

12 Aku menghendaki, saudara-saudara, supaya kamu tahu, bahwa
apa yang terjadi atasku ini justru telah menyebabkan kemajuan Injil,

13 sehingga telah jelas bagi seluruh istana dan semua orang
lain, bahwa aku dipenjarakan karena Kristus.

14 Dan kebanyakan saudara dalam Tuhan telah beroleh kepercayaan
karena pemenjaraanku untuk bertambah berani berkata-kata tentang
firman Allah dengan tidak takut.

15 Ada orang yang memberitakan Kristus karena dengki dan
perselisihan, tetapi ada pula yang memberitakan-Nya dengan maksud baik.

16 Mereka ini memberitakan Kristus karena kasih, sebab mereka
tahu, bahwa aku ada di sini untuk membela Injil,

17 tetapi yang lain karena kepentingan sendiri dan dengan
maksud yang tidak ikhlas, sangkanya dengan demikian mereka
memperberat bebanku dalam penjara.

18 Tetapi tidak mengapa, sebab bagaimanapun juga, Kristus
diberitakan, baik dengan maksud palsu maupun dengan jujur.
Tentang hal itu aku bersukacita. Dan aku akan tetap bersukacita,

19 karena aku tahu, bahwa kesudahan semuanya ini ialah
keselamatanku oleh doamu dan pertolongan Roh Yesus Kristus.

Gereja Sampah

Bacaan : 2Korintus 2:12-17
Setahun: Ulangan 1-3
Nats: Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman akan Dia di mana-mana (2 Korintus 2: 14)



Namanya "gereja sampah". Disebut demikian karena terletak di bukit tempat penimbunan sampah kota Kairo, Mesir. Belasan ribu pemulung hidup di sana dengan mengais sampah. Tak ayal lagi, bau busuk sampah memenuhi ruang ibadahnya yang tidak berpendingin udara. Namun bagi penduduk sekitar, gereja ini memancarkan "bau harum". Keharuman Kristus terpancar lewat kehadiran dan kesaksiannya. Pelayanan jemaatnya telah membawa banyak pemulung mengenal Kristus dan mendapatkan pegangan hidup. Setiap minggu mereka beribadah di situ.
Menyembah Tuhan di tengah impitan kemiskinan.

Sukses tidaknya sebuah pelayanan tidak bisa diukur secara duniawi. Gereja yang megah belum tentu hidup. Hamba Tuhan yang hebat belum tentu diperkenan Tuhan. Rasul Paulus mengakui bahwa ia penuh kelemahan (2Korintus 1:8,9). Secara manusiawi ia tak sanggup menunaikan tugas ilahi (ayat 16). Namun, ia punya motivasi pelayanan yang murni dan ketaatan pada Tuhan. Maka kuasa Tuhan pun menyertai pelayanannya. Ia dibawa ke jalan kemenangan-Nya. Lewat pelayanannya orang bisa mencium "bau harum Kristus". Mereka tertarik kepada
Kristus bukan karena kehebatannya berkhotbah, melainkan karena merasakan Kristus hidup di dalam dirinya.

Inginkah Anda dipakai Tuhan menjadi alat-Nya? Rindukah Anda memiliki gereja yang hidup? Yang Anda butuhkan bukan dana besar, program menarik, atau peningkatan kualitas sumber daya manusia. Layanilah Tuhan dengan motivasi murni dan ketaatan total. Keharuman Kristus
akan terpancar melalui diri Anda dan gereja Anda. Orang pun akan
datang kepada-Nya.

YANG PENTING BUKANLAH KEHEBATAN DIRI ANDA MELAINKAN KEHARUMAN KRISTUS YANG TERPANCAR MELALUI ANDA


http://www.glorianet.org
http://www.sabda.org


2Korintus 2:12-17

12 Ketika aku tiba di Troas untuk memberitakan Injil Kristus,
aku dapati, bahwa Tuhan telah membuka jalan untuk pekerjaan di sana.

13 Tetapi hatiku tidak merasa tenang, karena aku tidak
menjumpai saudaraku Titus. Sebab itu aku minta diri dan berangkat ke Makedonia.

14 Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa
kami di jalan kemenangan-Nya. Dengan perantaraan kami Ia
menyebarkan keharuman pengenalan akan Dia di mana-mana.

15 Sebab bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus di
tengah-tengah mereka yang diselamatkan dan di antara mereka yang binasa.

16 Bagi yang terakhir kami adalah bau kematian yang mematikan
dan bagi yang pertama bau kehidupan yang menghidupkan. Tetapi
siapakah yang sanggup menunaikan tugas yang demikian?

17 Sebab kami tidak sama dengan banyak orang lain yang mencari
keuntungan dari firman Allah. Sebaliknya dalam Kristus kami
berbicara sebagaimana mestinya dengan maksud-maksud murni atas
perintah Allah dan di hadapan-Nya.