Selasa, 11 Agustus 2009

BAGAIKAN SEBUAH PENSIL

Seorang pembuat pensil sebelum mengutus pensilnya ke dunia memberikan empat pesan.

  1. Kamu bisa melakukan sesuatu yang luar biasa, tetapi hanya jika kamu mau berada di tangan seseorang.
  2. Kamu akan menderita setiap kali kamu diruncingkan, tetapi kamu perlu itu untuk
    menjadi pensil yang baik.
  3. Bagian yang terpenting dari hidupmu adalah bagian yang ada di dalam, bukan bagian luarnya.
  4. Pada permukaan mana pun juga, selalu tinggalkan jejakmu dan teruslah menulis.

Ilustrasi di atas menyimpan kebenaran rohani yang luar biasa.

Pertama, kita memiliki potensi yang luar biasa dan mampu melakukan hal yang besar. Hanya saja kalau kita membiarkan diri berada di tangan Tuhan.

Kedua, ada kalanya kita akan mengalami proses-proses pengeratan dan peruncingan yang sangat menyakitkan. Itu membuat kita sangat menderita, tetapi mau tidak mau kita akan melewati proses itu demi kebaikan kita sendiri. Proses pengeratan kedagingan kita akan membuat karakter ilahi muncul dalam hidup kita.

Ketiga, bagian yang terpenting dalam hidup kita adalah bagian yang ada di dalam. Jangan pernah terjebak dengan hal-hal yang hanya merupakan penampilan luar saja. Tuhan tidak pernah tergiur dengan topeng-topeng kita. Tuhan lebih melihat kedalaman hati kita.

Keempat, di mana pun Tuhan taruh kita, selalu tinggalkan jejak atau "tulisan-tulisan" yang benar-benar bisa memengaruhi orang yang membacanya. Jadilah orang kristiani yang berpengaruh dan selalu meninggalkan kesan yang mendalam bagi setiap orang yang bertemu dengan kita.

SUDAHKAH KITA MENJADI PENSIL YANG MENINGGALKAN GORESAN MENDALAM?

Kamulah surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami, yang dikenal dan dapat dibaca oleh semua orang (2Korintus 3:2)

2 Korintus 3:1-6

1. Adakah kami mulai lagi memujikan diri kami? Atau perlukah
kami seperti orang-orang lain menunjukkan surat pujian kepada
kamu atau dari kamu?

2 Kamu adalah surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami
dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang.

3 Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang
ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi
dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu,
melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.

4 Demikianlah besarnya keyakinan kami kepada Allah oleh
Kristus.

5 Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk
memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri;
tidak, kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah.

6. Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari
suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum yang
tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan,
tetapi Roh menghidupkan.

Senin, 10 Agustus 2009

PENGARUHNYA SEMAKIN BESAR

Di Indonesia, arus listrik sering padam. Entah karena kerusakan teknis atau pemadaman bergilir. Hal ini sangat meresahkan, karena masyarakat sudah sangat bergantung pada listrik. Dulu, listrik dipakai hanya sebatas menyalakan lampu. Kini, pemakaiannya merambah ke segala bidang. Hampir semua kegiatan memerlukan listrik: mendinginkan ruangan, menjalankan mesin, menonton televisi, menyalakan komputer, dan lain-lain. Pengaruhnya semakin besar. Tidak bisa lagi kita hidup nyaman tanpanya!

Pengaruh atau dampak Kerajaan Surga juga begitu. Ia seumpama biji sesawi. Mula-mula kecil mungil. Tak terasa hadirnya, apalagi dampaknya. Namun, setelah tumbuh, ia menjadi pohon besar tempat bernaung burung-burung. Dampaknya sangat terasa. Burung-burung tak bisa hidup nyaman tanpanya. Kerajaan Surga juga seumpama ragi dalam adonan. Ketika ditaruh sejumput, tampaknya tidak terjadi apa-apa. Namun, perlahan tetapi pasti, 3 sukat adonan (hampir 40 liter) akan dipengaruhi hingga mengembang. Itulah yang terjadi saat kita hidup dalam Kerajaan Surga. Sewaktu baru beriman pada Kristus, mungkin Tuhan dan Firman-Nya belum terlalu memengaruhi hidup. Tetapi, makin lama dampaknya makin besar. Kristus dan Firman-Nya memengaruhi pikiran dan hati. Mewarnai setiap aksi. Menjadi sumber inspirasi.

Hidup dalam Kerajaan Allah tak pernah statis. Ada pertumbuhan. Pengaruh Kristus seharusnya semakin terasa, hingga kita tak nyaman lagi hidup tanpa merasakan hadir-Nya. Seberapa besar Yesus telah memengaruhi cara pikir, sikap, dan tindakan Anda?

IMAN YANG HIDUP SELALU BERGERAK MAJU TIDAK PERNAH BERHENTI DI TEMPAT

Apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar daripada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya (Matius 13:32)

Matius 13:31-33

31 Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada
mereka, kata-Nya: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama biji sesawi,
yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya.

32 Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih,
tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada
sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung
di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya."

33 Dan Ia menceriterakan perumpamaan ini juga kepada mereka:
"Hal Kerajaan Sorga itu seumpama ragi yang diambil seorang
perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai
khamir seluruhnya."

Jumat, 03 Juli 2009

SUDAH CUKUP?

Sekelompok orang kristiani Amerika mengunjungi seorang pendeta di Kolkata (dulu: Kalkuta-Red), India. Mereka ingin melihat bagaimana ia melayani penduduk miskin di daerah kumuh. Selang beberapa hari, mereka prihatin melihat sang pendeta setiap hari mengayuh sepeda menyusuri kota yang panas dan berdebu. Di akhir kunjungan, mereka ingin membelikannya mobil bekas. Namun, sang pendeta menolak rencana itu. Mengapa? Ia berkata, "Lebih baik uang sebanyak itu kita pakai untuk melayani orang miskin. Hidup saya sudah cukup nyaman."

Rasa cukup itu relatif. Paulus merasa berkecukupan "asal ada makanan dan pakaian" (ayat 8); sebaliknya, guru-guru palsu di Efesus selalu merasa kekurangan. Mereka sampai memanfaatkan pelayanan ibadah sebagai alat pencari keuntungan (ayat 5). Rasa cukup muncul dari cara orang memandang hidup. Orang yang gandrung mengumpulkan harta baru puas jika sudah punya segalanya. Padahal harta tak akan habis dikejar. Akibatnya, ia selalu merasa kekurangan. Sebaliknya, orang yang sadar bahwa harta itu fana, tak bisa dibawa mati, akan mencari yang lebih bernilai kekal. Baginya mencari Tuhan dan menaati perintah-Nya lebih utama dari mengumpulkan harta. Ini membuatnya merasa cukup dengan apa yang ada.

Adakah sebuah benda yang sangat ingin Anda miliki akhir-akhir ini? Benarkah Anda sangat memerlukannya atau sekadar ingin punya? Bisakah Anda hidup bahagia tanpanya? Memiliki harta benda tidaklah salah, tetapi jangan biarkan ia memiliki Anda. Jangan sampai kepuasan dan kebahagiaan hidup Anda ditentukan olehnya.

ORANG MISKIN BUKANLAH MEREKA YANG TAK PUNYA BANYAK HARTA MELAINKAN MEREKA YANG SELALU MERASA BERKEKURANGAN

Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah. Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan mencelakakan (1 Timotius 6:8,9)


1Timotius 6:3-10

3 Jika seorang mengajarkan ajaran lain dan tidak menurut
perkataan sehat -- yakni perkataan Tuhan kita Yesus Kristus
-- dan tidak menurut ajaran yang sesuai dengan ibadah kita,

4 ia adalah seorang yang berlagak tahu padahal tidak tahu
apa-apa. Penyakitnya ialah mencari-cari soal dan bersilat kata,
yang menyebabkan dengki, cidera, fitnah, curiga,

5 percekcokan antara orang-orang yang tidak lagi berpikiran
sehat dan yang kehilangan kebenaran, yang mengira ibadah itu
adalah suatu sumber keuntungan.

6. Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar.

7 Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan
kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar.

8 Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.

9 Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan,
ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan
yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.

10 Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh
memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan
menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.

Kamis, 02 Juli 2009

PAMERAN KEBAIKAN

Seorang konglomerat meninggal dunia. Jenazahnya disemayamkan di rumah duka. Dalam tempo yang singkat, tempat itu penuh dengan papan ucapan belasungkawa berhiaskan bunga-bunga. Dikirim dari berbagai perusahaan. Ucapannya seragam: "Segenap pemimpin dan karyawan PT X turut berdukacita ..." Logo dan nama perusahaan ditulis besar-besar, untuk dipamerkan. Tuluskah ungkapan duka itu? Benarkah si pengirim turut berdukacita? Atau, ini hanya upaya marketing agar perusahaan mendapat nilai plus di mata keluarga yang berduka?

Banyak orang berbuat baik pada sesama, tetapi motifnya untuk kepentingan pribadi. Perbuatan baik itu dipamerkan untuk menarik simpati. Para pemimpin agama pada zaman Yesus suka melakukan hal-hal rohani di depan orang agar tampak suci. Mereka memberi sedekah, berdoa, dan berpuasa bukan untuk memuliakan Tuhan, melainkan untuk mendapat pujian dan pengakuan. Mungkin saja pameran rohani ini sukses. Banyak orang terkesan. Namun, Tuhan sama sekali tidak terkesan! Dia menyukai orang yang murni hatinya. Mereka yang beribadah dalam ketersembunyian; yang kebaikannya tidak ingin dipamerkan. Ketulusan hati semacam inilah yang dihargai dan diberkati Tuhan.

Jika Anda menolong orang, apakah Anda mengharap balasan? Jika Anda melayani Tuhan, apakah Anda merindukan acungan jempol dan tepukan tangan? Inginkah Anda menjadi pahlawan terkenal, atau rela menjadi pahlawan tak dikenal? Lain kali, saat melakukan hal mulia, renungkanlah: Akankah saya tetap melakukan hal ini, jika tak ada orang yang mengetahuinya?

KEROHANIAN SEJATI DAPAT DIUKUR DARI APA YANG ANDA LAKUKAN SAAT TIDAK ADA ORANG

Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu (Matius 6:4)

Matius 6:1-6,16-18

1. "Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di
hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu
tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga.

2 Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau
mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di
rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji
orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat
upahnya.

3 Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui
tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu.

4 Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka
Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."

5. "Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang
munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam
rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya
mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka
sudah mendapat upahnya.

6 Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu,
tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat
tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan
membalasnya kepadamu.

Matius 6:16

16. "Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti
orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat
bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya
mereka sudah mendapat upahnya.

17 Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan
cucilah mukamu,

18 supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang
berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat
tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan
membalasnya kepadamu."


Senin, 20 April 2009

TUJUAN BERPUASA

Seorang laki-laki di Kerala, sebuah daerah di India selatan, meninggal
gara-gara berpuasa selama 50 hari tanpa makan dan minum. Sebenarnya
pada hari ke-41, banyak orang mencoba mendobrak kamarnya, tetapi pihak
keluarga tidak memperbolehkan.

Jika kita melakukan puasa tanpa tujuan ilahi, apa yang kita lakukan
itu sebenarnya tidak berguna sama sekali. Puasa bukan ajang untuk
menguji ketahanan tubuh. Juga bukan ajang pembanggaan diri; sehingga
kita seolah-olah lebih rohani daripada yang lain. Semakin banyak
berpuasa, semakin kelihatan rohani: ini prinsip yang sangat keliru.

Bukankah kita kerap melakukan puasa, tetapi dengan tujuan yang salah?
Beberapa di antara kita melakukan puasa dengan tujuan diet. Yang lain
melakukannya karena menganggap puasa sebagai suatu tantangan yang
seru. Dan, beberapa orang melakukannya hanya untuk kemegahan dan
kosombongan diri. Puasa seperti ini tidak akan pernah berkenan di hati
Tuhan.

Jika kita berpuasa, kita mesti mendasarinya dengan tujuan ilahi. Kita
berpuasa untuk melatih dan menguasai kedagingan serta hawa nafsu. Kita
berpuasa supaya bisa lebih peka dan lebih fokus dengan rencana Tuhan.
Kita berpuasa agar dapat berdoa dengan lebih konsentrasi karena
kedagingan kita terkikis. Puasa adalah hal yang baik, jika dilakukan
dengan motivasi yang baik. Sebaliknya, puasa bisa menjebak kita untuk
terlibat dalam kemunafikan. Apakah kita adalah orang kristiani yang
kerap melakukan puasa dan rutin melakukannya? Luruskan motivasi kita,
maka puasa kita akan menjadi sangat efektif .

TANPA TUJUAN ILAHI PUASA YANG KITA LAKUKAN AKAN SIA-SIA

Yesaya 58:1-12

1 Serukanlah kuat-kuat, janganlah tahan-tahan! Nyaringkanlah suaramu bagaikan sangkakala, beritahukanlah kepada umat-Ku pelanggaran mereka dan kepada kaum keturunan Yakub dosa mereka!

2 Memang setiap hari mereka mencari Aku dan suka untuk mengenal segala jalan-Ku. Seperti bangsa yang melakukan yang benar dan yang tidak meninggalkan hukum Allahnya mereka menanyakan Aku tentang hukum-hukum yang benar, mereka suka mendekat menghadap Allah, tanyanya:

3 "Mengapa kami berpuasa dan Engkau tidak memperhatikannya juga? Mengapa kami merendahkan diri dan Engkau tidak mengindahkannya juga?" Sesungguhnya, pada hari puasamu engkau masih tetap mengurus urusanmu, dan kamu mendesak-desak semua buruhmu.

4 Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi serta memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena. Dengan caramu berpuasa seperti sekarang ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi.

5 Sungguh-sungguh inikah berpuasa yang Kukehendaki, dan mengadakan hari merendahkan diri, jika engkau menundukkan kepala seperti gelagah dan membentangkan kain karung dan abu sebagai lapik tidur? Sungguh-sungguh itukah yang kausebutkan berpuasa, mengadakan hari yang berkenan pada TUHAN?

6 Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk,

7 supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri!

8 Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih dengan segera; kebenaran menjadi barisan depanmu dan kemuliaan TUHAN barisan belakangmu.

9 Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan TUHAN akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia akan berkata: Ini Aku! Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu dan tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah,

10 apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri dan memuaskan hati orang yang tertindas maka terangmu akan terbit dalam gelap dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari.

11 TUHAN akan menuntun engkau senantiasa dan akan memuaskan hatimu di tanah yang kering, dan akan membaharui kekuatanmu; engkau akan seperti taman yang diairi dengan baik dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan.

12 Engkau akan membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan akan memperbaiki dasar yang diletakkan oleh banyak keturunan. Engkau akan disebutkan "yang memperbaiki tembok yang tembus", "yang membetulkan jalan supaya tempat itu dapat dihuni".

Minggu, 19 April 2009

TUHAN PASTI MENOLONG

Pernahkah Anda merasa bahwa Tuhan terlambat menolong, saat krisis melanda? Mungkin saat itu Anda bertanya-tanya, apakah Tuhan tidak sanggup menolong atau Dia sudah tidak perduli.

Mungkin itulah yang dirasakan oleh umat Israel saat melihat pasukan Firaun mendekat. Mereka menghadapi jalan buntu karena di hadapan mereka membentang Laut Teberau yang tak terseberangi. Musa memang sudah memberikan janji dan jaminan Tuhan bahwa mereka tidak akan ditangkap lagi oleh Firaun. Kenyataannya Firaun semakin dekat, sementara belum ada tindakan sama sekali, baik dari Musa maupun dari Tuhan. Namun justru pada saat itu Tuhan menyatakan kedaulatan-Nya. Ia tidak terlambat bertindak. Ia tidak tinggal diam (band. ay. 13, orang Israel akan diam saja), melainkan campur tangan dengan melakukan mukjizat yang besar, yang pertama kali mereka saksikan seumur hidup mereka.

Tuhan bertindak tepat pada waktunya dalam kebuntuan, ketegangan, dan ketakutan yang sedang dihadapi manusia dengan memberikan jalan keluar kepada mereka. Dia menyatakan kuasa-Nya. Pertama-tama dengan tiang awan-Nya yang membuat malam menjadi sangat gelap sehingga pasukan Mesir tidak dapat mendekati umat Israel semalam-malaman (ayat 19-20). Dengan memakai tongkat Musa yang diulurkan ke laut Teberau, Tuhan membelah laut tersebut sehingga terbentuk tanah kering untuk dilalui umat Israel ke seberang. Umat pun menyeberang dengan selamat. Dan akhirnya, dengan kuasa dahsyat-Nya atas alam, Ia menenggelamkan pasukan Firaun di laut Teberau hingga binasa.

Tuhan tidak pernah terlambat bertindak, kuasa-Nya yang dahsyat sanggup menyelesaikan masalah sebesar apapun. Karena itu jangan pernah kehilangan iman kita kepada Tuhan. Ia peduli dan akan bertindak dalam kuasa dan kedaulatan-Nya. Entah Dia akan melalukan krisis itu secepatnya atau Dia akan meningkatkan kekuatan anak-anak-Nya dalam menghadapi krisis tersebut.

Keluaran 14:15-31

15. Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Mengapakah engkau berseru-seru demikian kepada-Ku? Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka berangkat

16. Dan engkau, angkatlah tongkatmu dan ulurkanlah tanganmu ke atas laut dan belahlah airnya, sehingga orang Israel akan berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering.

17. Tetapi sungguh Aku akan mengeraskan hati orang Mesir, sehingga mereka menyusul orang Israel, dan terhadap Firaun dan seluruh pasukannya, keretanya dan orangnya yang berkuda, Aku akan menyatakan kemuliaan-Ku.

18. Maka orang Mesir akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, apabila Aku memperlihatkan kemuliaan-Ku terhadap Firaun, keretanya dan orangnya yang berkuda."

19. Kemudian bergeraklah Malaikat Allah, yang tadinya berjalan di depan tentara Israel, lalu berjalan di belakang mereka; dan tiang awan itu bergerak dari depan mereka, lalu berdiri di belakang mereka.

20. Demikianlah tiang itu berdiri di antara tentara orang Mesir dan tentara orang Israel; dan oleh karena awan itu menimbulkan kegelapan, maka malam itu lewat, sehingga yang satu tidak dapat mendekati yang lain, semalam-malaman itu.

21. Lalu Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, dan semalam-malaman itu TUHAN menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang keras, membuat laut itu menjadi tanah kering; maka terbelahlah air itu.

22. Demikianlah orang Israel berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering; sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka.

23. Orang Mesir mengejar dan menyusul mereka--segala kuda Firaun, keretanya dan orangnya yang berkuda--sampai ke tengah-tengah laut.

24. Dan pada waktu jaga pagi, TUHAN yang di dalam tiang api dan awan itu memandang kepada tentara orang Mesir, lalu dikacaukan-Nya tentara orang Mesir itu.

25. Ia membuat roda keretanya berjalan miring dan maju dengan berat, sehingga orang Mesir berkata: "Marilah kita lari meninggalkan orang Israel, sebab Tuhanlah yang berperang untuk mereka melawan Mesir."

26. Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Ulurkanlah tanganmu ke atas laut, supaya air berbalik meliputi orang Mesir, meliputi kereta mereka dan orang mereka yang berkuda."

27. Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, maka menjelang pagi berbaliklah air laut ke tempatnya, sedang orang Mesir lari menuju air itu; demikianlah TUHAN mencampakkan orang Mesir ke tengah-tengah laut.

28. Berbaliklah segala air itu, lalu menutupi kereta dan orang berkuda dari seluruh pasukan Firaun, yang telah menyusul orang Israel itu ke laut; seorangpun tidak ada yang tinggal dari mereka.

29. Tetapi orang Israel berjalan di tempat kering dari tengah-tengah laut, sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka.

30. Demikianlah pada hari itu TUHAN menyelamatkan orang Israel dari tangan orang Mesir. Dan orang Israel melihat orang Mesir mati terhantar di pantai laut.

31. Ketika dilihat oleh orang Israel, betapa besarnya perbuatan yang dilakukan TUHAN terhadap orang Mesir, maka takutlah bangsa itu kepada TUHAN dan mereka percaya kepada TUHAN dan kepada Musa, hamba-Nya itu.

Sabtu, 18 April 2009

BAHAYA BUJUKAN

Badan Kesehatan Dunia (WHO) pernah mengadakan program vaksinasi gratis di Pakistan. Setiap anak harus divaksin agar tak tertular wabah penyakit berbahaya. Celakanya, upaya itu ditentang oleh sekelompok pemeluk agama radikal. Dengan gencar mereka membujuk ibu-ibu untuk menolak anaknya divaksin. Ditebarkanlah isu bahwa obat vaksin itu akan membuat anak-anak mandul. Menurut mereka, program vaksinasi itu adalah rekayasa negara Barat untuk menghabisi generasi muda Pakistan. Bujukan itu ampuh. Sekitar 24.000 anak akhirnya tidak divaksin, padahal mereka sangat memerlukannya!

Sebuah bujukan membuat apa yang benar tampak salah, sebaliknya yang salah tampak benar. Taktik ini sudah dipakai Iblis sejak zaman Adam dan Hawa. Iblis memberi tahu Hawa bahwa Tuhan sudah berbohong. Menurutnya, jika buah pohon terlarang dimakan, Hawa tidak akan mati. Malahan matanya akan terbuka dan menjadi "seperti Allah". Iblis seolah-olah lebih pintar dari Allah. Ia mengetahui rencana Tuhan yang tersembunyi. Hasilnya? Hawa terbujuk; bahkan memakan buah itu bersama suaminya. Setelah itu, barulah mereka menyadari tipuan Iblis. Mata mereka memang terbuka, tetapi tidak menjadi seperti Allah!

Sampai kini Iblis masih membujuk. Waspadalah terhadap ajaran yang "mirip" firman Tuhan. Ajaran yang aneh, menghebohkan, atau terlalu indah untuk dipercaya (too good to be true). Agar tak sampai terbujuk, dalamilah firman Tuhan secara pribadi. Jangan puas hanya mendengar nasihat orang lain. Kenalilah mana yang benar dan salah, lalu pegang teguh firman-Nya.

INGIN TERHINDAR DARI BUJUKAN? JANGAN MUDAH TERGIUR DENGAN JANJI YANG LUAR BIASA!


Kejadian 3:1-7

1 Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"

2 Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan,

3 tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati."

4 Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati,

5 tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat."

6 Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya.

7 Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.

Jumat, 17 April 2009

TUHAN BERDAULAT

Melihat berbagai krisis yang terjadi di berbagai tempat di muka bumi ini, juga termasuk yang melanda bumi tercinta, Indonesia, apa yang dapat menjadi dasar pengharapan kita? Belum lagi dengan kebencian dan kedengkian sekelompok orang terhadap kekristenan. Masihkah kita percaya akan Tuhan yang berdaulat dan berkuasa?

Nas Alkitab yang kita renungkan hari ini menunjukkan bahwa Tuhan berdaulat dan mengontrol sejarah dunia serta sejarah keselamatan umat-Nya. Dalam hikmat-Nya, Ia memperdaya Firaun yang melihat pasukan Israel berbalik arah seakan Allah Israel tidak sanggup menuntun umat-Nya ke tempat tujuan (ayat 2-4). Dalam kedaulatan-Nya, Ia mengeraskan hati Firaun sehingga dengan sombong Firaun memanfaatkan kesempatan itu dan merasa sanggup untuk sekali lagi memaksa Israel kembali ke perbudakan Mesir. Ia telah melupakan keperkasaan Allah Israel yang dengan tulah-tulah-Nya sudah menghancurkan bangsanya. Terhadap umat yang ketakutan karena dikejar oleh Firaun dan pasukannya, sementara mereka sendiri terhadang laut Teberau, Tuhan menyatakan sekali lagi kuat kuasa-Nya. Seruan Musa mewakili Allah, "Jangan takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari Tuhan yang akan diberikan-Nya hari ini kepadamu..." (ayat 13). Mereka disuruh menyaksikan kehancuran Firaun oleh kuat kuasa Tuhan: "Tuhan akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja."

Krisis yang sedang terjadi dan melanda dunia ini menyatakan dua hal penting. Pertama, kebebalan manusia yang mencoba mengatur hidup mereka sendiri di luar bahkan melawan Tuhan. Kedua, Tuhan berdaulat atas hidup ini. Semua upaya manusia di luar Tuhan pasti akan hancur, apalagi bila didirikan dalam kesombongan dan ketakaburan. Oleh karena itu, apapun krisis yang sedang melanda dunia ini, tidak ada satupun yang sanggup menghancurkan iman orang percaya karena iman itu disandarkan pada Allah, Sang Penguasa Dunia dan Sang Penebus umat-Nya.

Keluaran 14:1-14

1. Berfirmanlah TUHAN kepada Musa, demikian:

2. "Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka balik kembali dan berkemah di depan Pi-Hahirot, antara Migdol dan laut; tepat di depan Baal-Zefon berkemahlah kamu, di tepi laut.

3. Maka Firaun akan berkata tentang orang Israel: Mereka telah sesat di negeri ini, padang gurun telah mengurung mereka.

4. Aku akan mengeraskan hati Firaun, sehingga ia mengejar mereka. Dan terhadap Firaun dan seluruh pasukannya Aku akan menyatakan kemuliaan-Ku, sehingga orang Mesir mengetahui, bahwa Akulah TUHAN." Lalu mereka berbuat demikian.

5. Ketika diberitahukan kepada raja Mesir, bahwa bangsa itu telah lari, maka berubahlah hati Firaun dan pegawai-pegawainya terhadap bangsa itu, dan berkatalah mereka: "Apakah yang telah kita perbuat ini, bahwa kita membiarkan orang Israel pergi dari perbudakan kita?"

6. Kemudian ia memasang keretanya dan membawa rakyatnya serta.

7. Ia membawa enam ratus kereta yang terpilih, ya, segala kereta Mesir, masing-masing lengkap dengan perwiranya.

8. Demikianlah TUHAN mengeraskan hati Firaun, raja Mesir itu, sehingga ia mengejar orang Israel. Tetapi orang Israel berjalan terus dipimpin oleh tangan yang dinaikkan.

9. Adapun orang Mesir, segala kuda dan kereta Firaun, orang-orang berkuda dan pasukannya, mengejar mereka dan mencapai mereka pada waktu mereka berkemah di tepi laut, dekat Pi-Hahirot di depan Baal-Zefon.

10. Ketika Firaun telah dekat, orang Israel menoleh, maka tampaklah orang Mesir bergerak menyusul mereka. Lalu sangat ketakutanlah orang Israel dan mereka berseru-seru kepada TUHAN,

11. dan mereka berkata kepada Musa: "Apakah karena tidak ada kuburan di Mesir, maka engkau membawa kami untuk mati di padang gurun ini? Apakah yang kauperbuat ini terhadap kami dengan membawa kami keluar dari Mesir?

12. Bukankah ini telah kami katakan kepadamu di Mesir: Janganlah mengganggu kami dan biarlah kami bekerja pada orang Mesir. Sebab lebih baik bagi kami untuk bekerja pada orang Mesir dari pada mati di padang gurun ini."

13. Tetapi berkatalah Musa kepada bangsa itu: "Janganlah takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari TUHAN, yang akan diberikan-Nya hari ini kepadamu; sebab orang Mesir yang kamu lihat hari ini, tidak akan kamu lihat lagi untuk selama-lamanya.

14. TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja."

Kamis, 16 April 2009

PERAWATAN TUBUH

Beberapa tahun terakhir ini, banyak orang yang menjadi begitu tertarik dengan berbagai isu seputar perawatan tubuh. Baik itu seputar makanan sehat, perawatan kulit, pembentukan tubuh, dan sebagainya. Hal ini tampak melalui fenomena digemarinya acara-acara konsultasi kesehatan dan tempat-tempat perawatan tubuh. Juga tampak dari besarnya dana yang ditanamkan untuk meneliti mengenai berbagai aspek kesehatan manusia.

Secara singkat, begitu banyak sumber daya yang dihabiskan untuk hal- hal tersebut. Tak heran ada yang sampai berkomentar bahwa perawatan tubuh adalah agama baru zaman ini.

Di satu sisi kita tahu bahwa tubuh ini memang harus dirawat sebagai pemberian Tuhan yang berharga. Tetapi di sisi lain, kita tahu bahwa tubuh kita yang sekarang ini sifatnya sangat sementara. Suatu saat tubuh ini akan menua dan mati. Baru kelak di akhir zaman, setelah kita dibangkitkan, kita diberi tubuh baru yang kekal seperti yang Rasul Paulus jelaskan di perikop Alkitab hari ini. Dari pemahaman ini, Paulus kemudian memberi nasihat untuk kita lebih serius mempersiapkan tubuh kekal kita tersebut daripada mengurusi tubuh sementara kita saat ini. Caranya adalah dengan teguh berdiri dan setia melakukan pekerjaan Tuhan.

Karena itu, meskipun merawat tubuh memang penting, hal itu tidak boleh dijadikan tujuan hidup kita. Perawatan tersebut seharusnya dilakukan justru dengan tujuan supaya kita bisa memenuhi tujuan hidup kita dengan lebih baik. Yaitu untuk mengerjakan tugas-tugas kita dan melayani Sang Pemberi tubuh kita dengan maksimal.

TUBUH INI MEMANG HARUS KITA RAWAT, TETAPI JANGAN SAMPAI HAL ITU MENJADI TUJUAN DAN PUSAT KEHIDUPAN KITA


1 Korintus 15:35-58

35 Tetapi mungkin ada orang yang bertanya: "Bagaimanakah orang mati dibangkitkan? Dan dengan tubuh apakah mereka akan datang kembali?"

36 Hai orang bodoh! Apa yang engkau sendiri taburkan, tidak akan tumbuh dan hidup, kalau ia tidak mati dahulu.

37 Dan yang engkau taburkan bukanlah tubuh tanaman yang akan tumbuh, tetapi biji yang tidak berkulit, umpamanya biji gandum atau biji lain.

38 Tetapi Allah memberikan kepadanya suatu tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya: Ia memberikan kepada tiap-tiap biji tubuhnya sendiri.

39 Bukan semua daging sama: daging manusia lain dari pada daging binatang, lain dari pada daging burung, lain dari pada daging ikan.

40 Ada tubuh sorgawi dan ada tubuh duniawi, tetapi kemuliaan tubuh sorgawi lain dari pada kemuliaan tubuh duniawi.

41 Kemuliaan matahari lain dari pada kemuliaan bulan, dan kemuliaan bulan lain dari pada kemuliaan bintang-bintang, dan kemuliaan bintang yang satu berbeda dengan kemuliaan bintang yang lain.

42 Demikianlah pula halnya dengan kebangkitan orang mati. Ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam ketidakbinasaan.

43 Ditaburkan dalam kehinaan, dibangkitkan dalam kemuliaan. Ditaburkan dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan.

44 Yang ditaburkan adalah tubuh alamiah, yang dibangkitkan adalah tubuh rohaniah. Jika ada tubuh alamiah, maka ada pula tubuh rohaniah.

45 Seperti ada tertulis: "Manusia pertama, Adam menjadi makhluk yang hidup", tetapi Adam yang akhir menjadi roh yang menghidupkan.

46 Tetapi yang mula-mula datang bukanlah yang rohaniah, tetapi yang alamiah; kemudian barulah datang yang rohaniah.

47 Manusia pertama berasal dari debu tanah dan bersifat jasmani, manusia kedua berasal dari sorga.

48 Makhluk-makhluk alamiah sama dengan dia yang berasal dari debu tanah dan makhluk-makhluk sorgawi sama dengan Dia yang berasal dari sorga.

49 Sama seperti kita telah memakai rupa dari yang alamiah, demikian pula kita akan memakai rupa dari yang sorgawi.

50 Saudara-saudara, inilah yang hendak kukatakan kepadamu, yaitu bahwa daging dan darah tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah dan bahwa yang binasa tidak mendapat bagian dalam apa yang tidak binasa.

51 Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah,

52 dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah.

53 Karena yang dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa, dan yang dapat mati ini harus mengenakan yang tidak dapat mati.

54 Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: "Maut telah ditelan dalam kemenangan.

55 Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?"

56 Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat.

57 Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.

58 Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.

Rabu, 15 April 2009

PERTANDINGAN IMAN

Pada Olimpiade Meksiko 1968, Mamo Wolde dari Ethiopia memenangkan medali emas dalam cabang lari maraton. Ia mencatat waktu 2 jam 20 menit 27 detik. Namun, yang menjadi "bintang" justru John Stephen Akhwari dari Tanzania. Ia masuk finis sebagai pelari terakhir, 1,5 jam setelah Wolde. Ketika Akhwari masuk lapangan, medali sudah diserahkan, penonton sudah sepi. Ia berjalan tertatih-tatih dengan kaki penuh darah dan balutan. Ia sempat jatuh beberapa kali sebelum akhirnya menjejakkan kaki di garis finis. Penonton yang masih ada pun bersorak.

Kepada Bud Greenspan, seorang sutradara film yang mewawancarainya, Akhwari berkata, "Saya dikirim ke sini bukan hanya untuk memulai perlombaan, tetapi juga untuk menyelesaikannya." Akhwari memang pelari terakhir di lomba tersebut. Namun, ia dicatat sebagai pelari yang menyelesaikan pertandingan hingga akhir, tidak undur atau menyerah kalah di tengah jalan.

Hidup kita seumpama pertandingan iman. Kita tengah berlari menuju garis finis (baca: kematian). Ada saat kita merasa lelah dan letih—bisa karena beban hidup yang berat, sakit penyakit yang berkepanjangan, atau juga karena kegagalan dan kepahitan yang terus mendera. Dalam keadaan demikian, janganlah kita menyerah atau undur. Teruslah "berlari" dengan iman kita. Seperti Akhwari yang terus berlari sampai garis finis, walaupun kakinya terluka dan berdarah-darah. Sehingga, kelak sebagaimana Paulus, kita juga bisa berkata, "Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman" (ayat 7)

Apabila Kelak Kita Tiba Di Garis "Finis", Apakah Kita Keluar Sebagai Pemenang Atau Pecundang Dalam Iman?


2 Timotius 4:5-8

5 Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!

6 Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat.

7 Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.

8 Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.

Selasa, 14 April 2009

Rekonsiliasi

Dibenarkan oleh iman adalah anugerah Allah. Kita tidak punya andil apa-apa. Bisa percaya pun merupakan kasih karunia (Ef. 2:8-9). Akibat pembenaran itu, kita memiliki status yang jelas dan pasti: milik Allah. Maka kita memiliki damai sejahtera untuk menghampiri Allah tanpa rasa takut atau bersalah.

Di dalam Alkitab tema pendamaian sudah ada sejak PL. Agar manusia berdosa dapat menghampiri Allah yang kudus, perlu pengantara. Juru damai pada masa PL ialah imam. Imam mewakili umat Israel untuk menghampiri Allah yang kudus. Secara khusus imam besar setahun sekali mengadakan pendamaian secara nasional melalui upacara hari raya pendamaian (Im. 16). Pada saat itu, imam besar masuk ke ruang mahakudus di kemah suci/bait Allah. Namun sebelum ia mewakili umat di hadapan takhta kudus Allah, ia terlebih dahulu mengadakan kurban pendamaian bagi dirinya sendiri karena ia sendiri berdosa.

Yang luar biasa dari Kristus ialah, Dia bukan hanya berposisi tidak netral dalam mendamaikan Allah dengan manusia, Dia juga berpihak kepada kedua-duanya sekaligus. Ia mewakili kepentingan Allah yang kemuliaan-Nya dinodai oleh dosa manusia. Pada saat yang sama Ia mewakili manusia berdosa, yang sebenarnya dikasihi Allah dan menjadi sasaran pengampunan Allah. Karena tidak berdosa, Yesus tidak perlu mempersembahkan kurban pendamaian bagi diri-Nya sendiri. Maka Dia adalah pengantara sempurna dari manusia kepada Allah.

Yesus lebih dari sekadar juru damai karena Dia sekaligus menjadi kurban bagi pendamaian yang dimaksud. Manusia berdosa berhutang nyawa kepada Allah yang kudus. Kristus melalui pengurbanan di kayu salib mewakili manusia berdosa dengan persembahan nyawa-Nya sehingga Allah mau menerima manusia berdosa sebagai orang yang kudus.

Pendamaian merupakan karya anugerah Allah buat manusia yang tak berdaya terbelenggu dosa. Lewat perantaraan Kristus, Allah mengulurkan kasih dan pengampunan-Nya. Seperti salib merentang ke atas-bawah dan kiri-kanan, demikian Yesus mati merangkul -mendamaikan Allah-manusia, manusia-manusia.

Roma 5:1-2

  1. Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus.
  2. Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah.

Senin, 13 April 2009

Sungguh, Dia sudah bangkit!

Apa bukti Yesus sudah bangkit dari kematian? Kubur yang kosong? Namun kalau hanya sebatas kubur kosong tentu banyak sanggahan bisa diberikan. Kubur itu kosong karena ada yang mencuri mayat Yesus dan menyembunyikannya, lalu meniupkan kabar bohong bahwa Yesus sudah bangkit. Atau bisa juga karena para wanita mengunjungi kubur yang salah, sebab mereka pergi waktu pagi-pagi buta, saat hari masih gelap. Kemungkinan lain, kubur itu kosong karena Yesus sebenarnya tidak mati, melainkan pingsan. Jadi tidak ada kebangkitan karena Yesus memang belum mati.

Kubur kosong memang tidak dengan serta merta membuktikan bahwa Yesus sudah bangkit. Namun pernyataan hamba Tuhan, si malaikat yang berpenampakan anak muda itu, menjelaskan bahwa kubur itu kosong karena Yesus memang telah bangkit (ayat 6). Ini sesuai dengan nubuat PL (Yes. 53:10; lih. 1Kor. 15:4), juga serasi dengan perkataan Tuhan Yesus sendiri kepada para murid-Nya (ayat 7; Mrk. 14:28). Catatan di pasal-pasal terakhir injil-injil menyatakan bahwa Yesus yang sudah bangkit itu menampakkan diri-Nya kepada para murid (ayat 9, 12, 14; Mat. 28:16-20; Luk. 24:13-49; Yoh. 20-21). Maka perubahan sikap para murid, dari ketakutan sampai kemudian menjadi pengabar-pengabar Injil yang berani mati ke seluruh dunia adalah bukti kuat bahwa Tuhan mereka sungguh-sungguh sudah bangkit (ayat 8). Mereka mengimani sepenuhnya bahwa Yesus yang mereka beritakan memang sudah bangkit dari kematian dan mengalahkan kuasa maut.

Ada bukti yang lebih otentik lagi untuk menyatakan kebangkitan Tuhan, yaitu hidup orang Kristen yang Dia ubahkan. Keberanian memberitakan Injil, kasih yang tulus kepada sesama, karakter yang semakin hari semakin menyerupai Kristus merupakan kesaksian nyata yang kuat dan tidak terbantahkan dari para pengikut Yesus. Sebab itu, bila Anda mengaku percaya kepada Kristus yang sudah bangkit, tunjukkanlah itu dengan hidup Anda yang sudah dan sedang mengalami kuasa kebangkitan itu.


Markus 16:1-8

  1. Setelah lewat hari Sabat, Maria Magdalena dan Maria ibu Yakobus, serta Salome membeli rempah-rempah untuk pergi ke kubur dan meminyaki Yesus.
  2. Dan pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu, setelah matahari terbit, pergilah mereka ke kubur.
  3. Mereka berkata seorang kepada yang lain: "Siapa yang akan menggulingkan batu itu bagi kita dari pintu kubur?"
  4. Tetapi ketika mereka melihat dari dekat, tampaklah, batu yang memang sangat besar itu sudah terguling.
  5. Lalu mereka masuk ke dalam kubur dan mereka melihat seorang muda yang memakai jubah putih duduk di sebelah kanan. Merekapun sangat terkejut,
  6. tetapi orang muda itu berkata kepada mereka: "Jangan takut! Kamu mencari Yesus orang Nazaret, yang disalibkan itu. Ia telah bangkit. Ia tidak ada di sini. Lihat! Inilah tempat mereka membaringkan Dia.
  7. Tetapi sekarang pergilah, katakanlah kepada murid-murid-Nya dan kepada Petrus: Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia, seperti yang sudah dikatakan-Nya kepada kamu."
  8. Lalu mereka keluar dan lari meninggalkan kubur itu, sebab gentar dan dahsyat menimpa mereka. Mereka tidak mengatakan apa-apa kepada siapapun juga karena takut. Dengan singkat mereka sampaikan semua pesan itu kepada Petrus dan teman-temannya. Sesudah itu Yesus sendiri dengan perantaraan murid-murid-Nya memberitakan dari Timur ke Barat berita yang kudus dan tak terbinasakan tentang keselamatan yang kekal itu.



Kamis, 09 April 2009

Dibenarkan Karena Iman

Salah satu pengajaran penting iman Kristen adalah konsep dibenarkan oleh iman. Ini membuat Kristen unik di antara agama-agama. Semua agama menegaskan pentingnya berbuat baik, melakukan amal, dan mematuhi hukum untuk mendapatkan keselamatan karena konsep "dibenarkan oleh perbuatan". Alkitab saja yang mengajarkan "dibenarkan karena iman".

Konsep dibenarkan oleh iman sudah muncul di PL dan mendasari kehidupan umat dalam beriman. Abraham adalah orang yang dibenarkan karena iman. Ia percaya kepada janji Allah tentang memiliki keturunan yang akan menjadi bangsa yang besar. Abraham percaya dan Tuhan menyatakan dia sebagai orang yang benar (Kej. 15:6).

Taurat juga mengajarkan konsep ini. Umat Israel diminta untuk melakukan ritual persembahan kurban untuk pengampunan dosa mereka. Inti ritual itu bukan pada ketaatan tetapi kepada kepercayaan bahwa inilah cara Tuhan untuk mengampuni umat-Nya. Inilah iman/percaya yang membenarkan.

Saat Habakuk bergumul dengan Allah mengenai bangsa jahat, yaitu Kasdim, yang Tuhan pakai untuk menghakimi umat Tuhan, Tuhan menjanjikan keadilan-Nya akan dinyatakan, musuh yang jahat pasti dihukum. Umat Tuhan harus tetap percaya karena melalui percaya itu mereka diselamatkan (Hab. 2:4).

Konsep dibenarkan oleh iman mencapai puncaknya di PB. Tidak seorang pun yang mampu hidup benar di hadapan Tuhan (Rm. 3:10) karena semua manusia sudah berbuat dosa (Rm. 3:23). Status mereka adalah orang berdosa atau terhukum. Namun Kristus sudah mati bagi orang berdosa. Maka orang yang percaya pada karya Kristus itu sudah diampuni dosanya. Ia menjadi orang yang dibenarkan. Secara legal, kebenaran Kristus sudah diberlakukan kepada orang yang percaya. Dia bukan lagi orang berdosa, tetapi orang benar.

Status baru ini memberi kepastian bagi orang percaya bahwa ia sudah diselamatkan dan Tuhan menjamin keselamatannya. Saat ia gagal atau jatuh, ia berani mengakuinya dan meminta pengampunan-Nya lagi. Dengan berani, ia menjalani hidupnya di dalam ketaatan akan firman-Nya.


Roma 4:16-25

16 Karena itulah kebenaran berdasarkan iman supaya merupakan kasih karunia, sehingga janji itu berlaku bagi semua keturunan Abraham, bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum Taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham. Sebab Abraham adalah bapa kita semua, --

17. seperti ada tertulis: "Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa" --di hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada.

18 Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."

19 Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup.

20 Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah,

21 dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan.

22 Karena itu hal ini diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran.

23. Kata-kata ini, yaitu "hal ini diperhitungkan kepadanya," tidak ditulis untuk Abraham saja,

24 tetapi ditulis juga untuk kita; sebab kepada kitapun Allah memperhitungkannya, karena kita percaya kepada Dia, yang telah membangkitkan Yesus, Tuhan kita, dari antara orang mati,

25 yaitu Yesus, yang telah diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan karena pembenaran kita.