Sabtu, 28 Februari 2009

Teori Substitusi

Roma 5:8-10

Bagaimana mungkin kematian seorang Yesus dapat menyelamatkan semua orang yang percaya kepada Dia? Jika Allah adil mengapa tidak tiap orang diperlakukan adil seturut kenyataan baik-buruk kehidupan masing-masing?

Pertanyaan penting ini menyangkut inti iman Kristen. Kris-ten percaya bahwa mengimani Yesus yang mati dan bangkit (Rm. 3:24, 25) berakibat pada pembenaran. Bagaimana bisa demikian? Ayat tersebut membuka jalan bagi kesimpulan bahwa kematian Yesus adalah pengganti kita (substitusi). Mari kita memeriksa firman Allah ini untuk memastikan apakah ajaran ini benar.

Allah bersifat adil, kudus, baik, mengasihi, setia, dlsb., seperti yang Ia nyatakan dalam Alkitab. Karena kita diciptakan untuk bersekutu dengan-Nya, Ia memberi kita petunjuk untuk hidup. Ini diungkapkan Allah dalam berbagai firman yang Ia berikan, antara lain dalam Sepuluh Hukum. Maka kita harus hidup sesuai dengan aturan-aturan kekudusan, kebenaran, kejujuran, ke-setiaan, kemurnian ibadah, dengan sepenuh hati. Bukan saja terhadap Allah, tetapi juga kepada sesama. Masalahnya tidak ada orang yang sanggup secara sempurna memenuhi kriteria Allah. Ada dosa yang kadang atau sering membuat kita melanggar kekudusan Allah, bahkan sampai ketagihan melakukannya. Jika Allah adil, tak mungkin kebaikan kita menebus pelanggaran dosa kita. Kita harus binasa!

Yesus tak pernah kedapatan berdosa. Hubungan-Nya dengan Allah serasi indah. Sikap dan kelakuan-Nya terhadap sesama, sempurna elok! Ia berhasil menjalani hidup yang gagal dijalani Adam dan kita semua. Ia mati bukan karena kesalahan-Nya, tetapi karena menggenapi misi Allah. Untuk apa? Untuk mewujudkan kasih Allah. Allah ingin menyela-matkan manusia dari belenggu dosa, dan membebaskan manusia dari murka-Nya. Namun Ia adil. Pengampunan tak boleh membuat Dia kompromi dengan dosa. Yesus yang hidup-Nya menyukakan Allah itu, layak memberikan nyawa-Nya yang kudus tak bercacat menjadi kurban penebusan dosa. Allah berkenan pada kurban Yesus. Inilah alasan mengapa kematian dan kebangkitan Yesus berkuasa menyelamatkan kita!

http://www.sabda.org
http://www.sabda.org

Roma 5:8-10

8 Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh
karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.

9 Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh
darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah.

10 Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan
dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang
sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh
hidup-Nya!

Jumat, 27 Februari 2009

Hamba Siapakah Kita?

Ayat Markus 8:11-21

Mengapa Yesus keberatan memberikan tanda yang diminta orang-orang Farisi, padahal Ia sering melakukan mukjizat? Orang-orang Farisi memang bukan meminta Yesus melakukan mukjizat, seperti yang pernah Dia lakukan sebelumnya. Mereka meminta Dia melakukan suatu tanda yang dramatis, sesuatu yang mungkin terlihat langsung turun dari langit. Meski demikian, permintaan ini tidak memperlihatkan keinginan mereka untuk beriman pada Yesus. Apalagi sebelumnya mereka pernah menyatakan bahwa kuasa Yesus datang dari setan (Mrk. 3:22). Ini merupakan penolakan terhadap kemesiasan Yesus. Jadi apapun yang Yesus lakukan tidak akan membuat mereka mau percaya.

Yesus menolak melakukan tanda yang diminta orang Farisi karena tujuan-Nya melakukan mukjizat bukan untuk meyakinkan orang yang memang keras hati dan menolak percaya. Yesus melakukan mukjizat untuk menyatakan kuasa dan kasih karunia Allah. Itulah sebabnya Yesus kemudian memperingatkan para murid untuk tidak bersikap seperti orang Farisi. Dalam peringatan itu, Yesus menggunakan kata ragi. Terkadang orang Yahudi memakai kata ragi untuk menggambarkan dosa atau kecenderungan hati yang jahat.

Kecenderungan hati yang jahat sinonim dengan kedegilan hati (ayat 17). Hati yang degil adalah penyakit orang-orang yang merasa diri religius atau saleh. Namun para murid salah mengerti. Mereka mengira bahwa Yesus berbicara tentang makanan. Ternyata para murid pun mirip orang yang belum kenal Tuhan, meski mereka telah belajar banyak hal dari Yesus.

Memang tidak mudah memahami pelajaran-pelajaran mengenai Kerajaan Sorga. Kita masih memiliki keterbatasan dalam banyak hal, keterbatasan dalam mengimani dan menghendaki Yesus. Di sisi lain, ini menolong kita untuk memahami dan bersikap sabar terhadap orang-orang yang baru mau belajar menjadi Kristen sejati. Kita harus bisa menerima saat mereka lemah iman atau lambat mengerti.

Ingatlah bahwa Tuhan sendiri telah sabar terhadap kita.


http://www.sabda.org
http://www.sabda.org

Markus 8:11-21

11 Lalu muncullah orang-orang Farisi dan bersoal jawab dengan
Yesus. Untuk mencobai Dia mereka meminta dari pada-Nya suatu tanda dari sorga.

12 Maka mengeluhlah Ia dalam hati-Nya dan berkata: "Mengapa
angkatan ini meminta tanda? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya
kepada angkatan ini sekali-kali tidak akan diberi tanda."

13 Ia meninggalkan mereka; Ia naik pula ke perahu dan bertolak ke seberang.

14 Kemudian ternyata murid-murid Yesus lupa membawa roti,
hanya sebuah saja yang ada pada mereka dalam perahu.

15 Lalu Yesus memperingatkan mereka, kata-Nya:
"Berjaga-jagalah dan awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes."

16 Maka mereka berpikir-pikir dan seorang berkata kepada yang
lain: "Itu dikatakan-Nya karena kita tidak mempunyai roti."

17 Dan ketika Yesus mengetahui apa yang mereka perbincangkan,
Ia berkata: "Mengapa kamu memperbincangkan soal tidak ada roti?
Belum jugakah kamu faham dan mengerti? Telah degilkah hatimu?

18 Kamu mempunyai mata, tidakkah kamu melihat dan kamu
mempunyai telinga, tidakkah kamu mendengar? Tidakkah kamu ingat
lagi,

19 pada waktu Aku memecah-mecahkan lima roti untuk lima ribu
orang itu, berapa bakul penuh potongan-potongan roti kamu
kumpulkan?" Jawab mereka: "Dua belas bakul."

20 "Dan pada waktu tujuh roti untuk empat ribu orang itu,
berapa bakul penuh potongan-potongan roti kamu kumpulkan?" Jawab
mereka: "Tujuh bakul."

21 Lalu kata-Nya kepada mereka: "Masihkah kamu belum mengerti?"

Kamis, 26 Februari 2009

Seperti Hewan

Bacaan : Mazmur 73:1-24
Setahun: Bilangan 34-36
Nats: Ketika hatiku merasa pahit ... aku dungu dan tidak mengerti, seperti hewan aku di dekat-Mu. Tetapi aku tetap di dekat-Mu (Mazmur 73:21-23)


Namanya Elmo von Beckenbauer. Bukan nama orang. Itu nama anjing peliharaan saya. Di usia 7 tahun, Elmo paham 15 kata. Ia bisa diperintah untuk berdiri, duduk, diam, menggonggong, dan lain-lain.
Kemampuan memahami kata-kata membuat anjing bisa diajak berkomunikasi. Namun menurut kajian tim National Geographic dalam Dog Genius, anjing hanya paham maksimal 150 kata. Padahal kosakata manusia jumlahnya belasan ribu. Akibatnya, anjing tak bisa sepenuhnya
memahami maksud kita.

Pemazmur pernah merasa dirinya seperti hewan di dekat Tuhan. Dungu. Tidak bisa mengerti maksud Tuhan. Mengapa? Karena ia melihat kenyataan hidup bertentangan dengan janji-Nya. Orang jahat dibiarkan makmur dan mujur (ayat 3-12), sementara ia yang hidup saleh malah
menderita (ayat 13-14). Mana buktinya orang benar disayang Tuhan?
Buat apa kita bersusah payah hidup benar? Pemazmur sulit memahami logika Allah. Seperti hewan, ia sadar daya tangkapnya terbatas untuk mengerti kehendak-Nya. Namun hebatnya, ia tidak patah hati. "Tetapi aku tetap didekat-Mu," katanya (ayat 23). Kegigihannya untuk terus
mencoba mengerti kehendak Tuhan akhirnya membuahkan hasil. Tuhan memperlihatkan kepadanya kesudahan hidup orang fasik yang sangat menyedihkan (ayat 17-20).

Saat kemalangan datang, bisa jadi kita pun menuduh Allah tidak adil. Terutama jika kita suka membandingkan nasib dengan orang lain. Hati bisa terasa pahit. Maka lebih baik kita beriman seperti pemazmur. Katakan: "Tuhan, seperti hewan, aku tidak mengerti apa maksud-Mu ...
tetapi aku akan tetap di dekat-Mu!"

TANCAPKAN SELALU JANGKAR IMANMU DEKAT ALLAH PERAHU HIDUPMU TAK AKAN HANYUT DIBAWA OMBAK MASALAH


http://www.glorianet.org
http://www.sabda.org

Mazmur 73:1-24

1 Mazmur Asaf. Sesungguhnya Allah itu baik bagi mereka yang
tulus hatinya, bagi mereka yang bersih hatinya.

2 Tetapi aku, sedikit lagi maka kakiku terpeleset, nyaris aku tergelincir.

3 Sebab aku cemburu kepada pembual-pembual, kalau aku melihat
kemujuran orang-orang fasik.

4 Sebab kesakitan tidak ada pada mereka, sehat dan gemuk tubuh mereka;

5 mereka tidak mengalami kesusahan manusia, dan mereka tidak
kena tulah seperti orang lain.

6 Sebab itu mereka berkalungkan kecongkakan dan berpakaian kekerasan.

7 Karena kegemukan, kesalahan mereka menyolok, hati mereka
meluap-luap dengan sangkaan.

8 Mereka menyindir dan mengata-ngatai dengan jahatnya, hal
pemerasan dibicarakan mereka dengan tinggi hati.

9 Mereka membuka mulut melawan langit, dan lidah mereka membual di bumi.

10 Sebab itu orang-orang berbalik kepada mereka, mendapatkan
mereka seperti air yang berlimpah-limpah.

11 Dan mereka berkata: "Bagaimana Allah tahu hal itu, adakah
pengetahuan pada Yang Mahatinggi?"

12 Sesungguhnya, itulah orang-orang fasik: mereka menambah
harta benda dan senang selamanya!

13 Sia-sia sama sekali aku mempertahankan hati yang bersih, dan
membasuh tanganku, tanda tak bersalah.

14 Namun sepanjang hari aku kena tulah, dan kena hukum setiap pagi.

15 Seandainya aku berkata: "Aku mau berkata-kata seperti itu,"
maka sesungguhnya aku telah berkhianat kepada angkatan anak-anakmu.

16 Tetapi ketika aku bermaksud untuk mengetahuinya, hal itu
menjadi kesulitan di mataku,

17 sampai aku masuk ke dalam tempat kudus Allah, dan
memperhatikan kesudahan mereka.

18 Sesungguhnya di tempat-tempat licin Kautaruh mereka,
Kaujatuhkan mereka sehingga hancur.

19 Betapa binasa mereka dalam sekejap mata, lenyap, habis oleh
karena kedahsyatan!

20 Seperti mimpi pada waktu terbangun, ya Tuhan, pada waktu
terjaga, rupa mereka Kaupandang hina.

21 Ketika hatiku merasa pahit dan buah pinggangku menusuk-nusuk rasanya,

22 aku dungu dan tidak mengerti, seperti hewan aku di dekat-Mu.

23 Tetapi aku tetap di dekat-Mu; Engkau memegang tangan kananku.

24 Dengan nasihat-Mu Engkau menuntun aku, dan kemudian Engkau
mengangkat aku ke dalam kemuliaan.

Rabu, 25 Februari 2009

Beriman Dengan Tulus

Bacaan : Daniel 3:14-21
Setahun: Bilangan 7-10
Nats: Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang diharapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak dilihat (Ibrani 11:1)


Ketika seorang murid bertanya, apa yang akan diminta gurunya jika ia bertemu Tuhan, sang guru yang bijaksana menjawab, "Aku akan meminta api dan air. Api untuk membakar surga, sedangkan air untuk memadamkan neraka, sehingga surga dan neraka tidak lagi dijadikan alasan manusia untuk beriman kepada Tuhan. Biarlah setiap orang beriman hanya karena cintanya kepada Tuhan. Tanpa pamrih, tanpa syarat."

Bekerja untuk mendapat upah itu wajar. Yang tidak wajar adalah beriman demi "upah". Upah, entah takut sesuatu ataupun berharap sesuatu. Sama dengan kita mencintai seseorang karena takut kelak tidak ada yang mengurus atau karena kita ingin mendapat berbagai fasilitas. Bukankah itu cinta yang tidak tulus? Demikian juga iman. Iman yang didorong untuk mendapat "upah" adalah iman yang tidak tulus.

Iman yang tulus adalah iman seperti yang ditunjukkan oleh Sadrakh, Mesakh, dan Abednego. Mereka diperintahkan untuk tunduk menyembah patung emas Raja Nebukadnezar. Itu artinya mereka harus menyangkal iman mereka kepada Allah. Jikalau mereka tidak patuh, perapian yang menyala-nyala sudah menanti.

Lalu apa jawab mereka? Ini. "Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini. Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu" (Daniel 3:16-18) -AYA

IMAN YANG SEJATI, SEPERTI JUGA CINTA YANG SEJATI SELALU TANPA SYARAT


http://www.glorianet.org
http://www.sabda.org

Daniel 3:14-21

14 berkatalah Nebukadnezar kepada mereka: "Apakah benar, hai
Sadrakh, Mesakh dan Abednego, bahwa kamu tidak memuja dewaku dan
tidak menyembah patung emas yang kudirikan itu?

15 Sekarang, jika kamu bersedia, demi kamu mendengar bunyi
sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus, serdam dan
berbagai-bagai jenis bunyi-bunyian, sujudlah menyembah patung
yang kubuat itu! Tetapi jika kamu tidak menyembah, kamu akan
dicampakkan seketika itu juga ke dalam perapian yang
menyala-nyala. Dan dewa manakah yang dapat melepaskan kamu dari
dalam tanganku?"

16 Lalu Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab raja
Nebukadnezar: "Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku
dalam hal ini.

17 Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami,
maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala
itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja;

18 tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya
raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan
menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu."

19. Maka meluaplah kegeraman Nebukadnezar, air mukanya berubah
terhadap Sadrakh, Mesakh dan Abednego; lalu diperintahkannya
supaya perapian itu dibuat tujuh kali lebih panas dari yang
biasa.

20 Kepada beberapa orang yang sangat kuat dari tentaranya
dititahkannya untuk mengikat Sadrakh, Mesakh dan Abednego dan
mencampakkan mereka ke dalam perapian yang menyala-nyala itu.

21 Lalu diikatlah ketiga orang itu, dengan jubah, celana, topi
dan pakaian-pakaian mereka yang lain, dan dicampakkan ke dalam
perapian yang menyala-nyala.

Selasa, 24 Februari 2009

Anak Manja

Bacaan : 1Raja-raja 1:5-27
Setahun : Bilangan 28-30
Nats : Siapa tidak menggunakan tongkat, benci kepada anaknya ... (Amsal 13:24)


Pada masa kini pemukulan fisik terhadap anak-anak banyak ditentang. Baik oleh dunia pendidikan modern maupun oleh hukum di negara maju. Di Amerika, hal semacam ini bisa digolongkan sebagai penyiksaan anak. Sekalipun dengan maksud mendidik, jika ada yang melaporkan, maka orangtua yang memukul anaknya bisa dipenjara. Hak anak-anak memang
harus dibela dan dilindungi. Akan tetapi, bersikap lunak dan permisif terhadap anak-anak juga ada bahayanya, yaitu bahaya pemanjaan.

Raja Daud punya pengalaman dua kali dikudeta oleh anak-anaknya sendiri, Absalom dan Adonia. Dalam banyak hal lain ia patut diteladani, tetapi tidak dalam hal mendidik anak. Ia terlampau memanjakan mereka. Bahkan dicatat di 1Raja-raja 1:6 bahwa ia tidak pernah menegur Adonia atas semua tindakannya yang salah. Baik Absalom maupun Adonia adalah anak-anak yang elok paras dan perawakannya.

Namun, mereka juga adalah anak-anak manja. Sampai tiba saatnya mereka masing-masing justru berkhianat dan membuat kesepakatan untuk menjatuhkan ayahnya dari takhta. Pada waktunya, anak-anak manja akan mendatangkan bencana bagi keluarga dan dirinya sendiri.

Selalu ada alasan untuk memanjakan seorang anak. Entah karena ia anak semata wayang atau anak yang kelahirannya telah lama dinantikan. Entah karena elok parasnya atau justru karena ia memiliki kelemahan fisik yang menonjol. Bisa juga karena ia pernah sakit parah, tetapi
sembuh kembali. Namun, apa pun alasannya, memanjakan mereka tetap salah. Mengasihi tidak sama dengan memanjakan. Kasih menegur, mendidik dengan "tongkat" -PAD

MENOLAK KEKERASAN TERHADAP ANAK TIDAK BERARTI MENOLAK UNTUK BERSIKAP KERAS DALAM MENDIDIK MEREKA


e-RH versi web: http://www.glorianet.org/rh/022009/25.html
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2009/02/25/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=1Raja+1:5-27


1Raja 1:5-27

5. Lalu Adonia, anak Hagit, meninggikan diri dengan berkata:
"Aku ini mau menjadi raja." Ia melengkapi dirinya dengan
kereta-kereta dan orang-orang berkuda serta lima puluh orang yang
berlari di depannya.

6 Selama hidup Adonia ayahnya belum pernah menegor dia dengan
ucapan: "Mengapa engkau berbuat begitu?" Iapun sangat elok
perawakannya dan dia adalah anak pertama sesudah Absalom.

7 Maka berundinglah ia dengan Yoab, anak Zeruya dan dengan imam
Abyatar dan mereka menjadi pengikut dan pembantu Adonia.

8 Tetapi imam Zadok dan Benaya bin Yoyada dan nabi Natan dan
Simei dan Rei dan para pahlawan Daud tidak memihak kepada Adonia.

9 Sesudah itu Adonia mempersembahkan domba, lembu dan ternak
gemukan sebagai korban dekat batu Zohelet yang ada di samping
En-Rogel, lalu mengundang semua saudaranya, anak-anak raja, dan
semua orang Yehuda, pegawai-pegawai raja;

10 tetapi nabi Natan dan Benaya dan para pahlawan dan Salomo,
adiknya, tidak diundangnya.

11. Lalu berkatalah Natan kepada Batsyeba, ibu Salomo: "Tidakkah
engkau mendengar, bahwa Adonia anak Hagit, telah menjadi raja,
sedang tuan kita Daud tidak mengetahuinya?

12 Karena itu, baiklah kuberi nasihat kepadamu, supaya engkau
dapat menyelamatkan yawamu dan nyawa anakmu Salomo.

13 Pergilah masuk menghadap raja Daud dan katakan kepadanya:
Bukankah tuanku sendiri, ya rajaku, telah bersumpah kepada
hambamu ini: Anakmu Salomo, akan menjadi raja sesudah aku dan
dialah yang akan duduk di atas takhtaku? Mengapakah sekarang
Adonia menjadi raja?

14 Dan selagi engkau berbicara di sana dengan raja, akupun akan
masuk pula dan menyokong perkataanmu itu."

15 Jadi masuklah Batsyeba menghadap raja ke dalam kamarnya.
Waktu itu raja sudah sangat tua dan Abisag, gadis Sunem itu,
melayani raja.

16 Lalu Batsyeba berlutut dan sujud menyembah kepada raja. Raja
bertanya: "Ada yang kauingini?"

17 Lalu perempuan itu berkata kepadanya: "Tuanku sendiri telah
bersumpah demi TUHAN, Allahmu, kepada hambamu ini: Anakmu Salomo
akan menjadi raja sesudah aku, dan ia akan duduk di atas
takhtaku.

18 Tetapi sekarang, lihatlah, Adonia telah menjadi raja, sedang
tuanku raja sendiri tidak mengetahuinya.

19 Ia telah menyembelih banyak lembu, ternak gemukan dan domba,
dan telah mengundang semua anak raja dan imam Abyatar dan Yoab,
panglima itu, tetapi hambamu Salomo tidak diundangnya.

20 Dan kepadamulah, ya tuanku raja, tertuju mata seluruh orang
Israel, supaya engkau memberitahukan kepada mereka siapa yang
akan duduk di atas takhta tuanku raja sesudah tuanku.

21 Nanti aku ini dan anakku Salomo dituduh bersalah segera
sesudah tuanku raja mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek
moyangnya."

22 Selagi Batsyeba berbicara dengan raja, datanglah nabi Natan.

23 Diberitahukan kepada raja: "Itu ada nabi Natan." Masuklah ia
menghadap raja, lalu sujud menyembah kepada raja dengan mukanya
sampai ke tanah.

24 Natan berkata: "Ya tuanku raja, tuanku sendirilah
rupa-rupanya yang telah berkata: Adonia akan menjadi raja sesudah
aku dan ia akan duduk di atas takhtaku!

25 Sebab pada hari ini ia telah menyembelih banyak lembu,
ternak gemukan dan domba; ia mengundang semua anak raja, para
panglima dan imam Abyatar, dan sesungguhnya mereka sedang makan
minum di depannya sambil berseru: Hidup raja Adonia!

26 Tetapi hambamu ini, dan imam Zadok dan Benaya bin Yoyada dan
hambamu Salomo tidak diundangnya.

27 Jika hal ini terjadi dari pihak tuanku raja, maka engkau
tidak memberitahu hamba-hambamu ini, siapa yang akan duduk di
atas takhta tuanku raja sesudah tuanku."