Senin, 20 April 2009

TUJUAN BERPUASA

Seorang laki-laki di Kerala, sebuah daerah di India selatan, meninggal
gara-gara berpuasa selama 50 hari tanpa makan dan minum. Sebenarnya
pada hari ke-41, banyak orang mencoba mendobrak kamarnya, tetapi pihak
keluarga tidak memperbolehkan.

Jika kita melakukan puasa tanpa tujuan ilahi, apa yang kita lakukan
itu sebenarnya tidak berguna sama sekali. Puasa bukan ajang untuk
menguji ketahanan tubuh. Juga bukan ajang pembanggaan diri; sehingga
kita seolah-olah lebih rohani daripada yang lain. Semakin banyak
berpuasa, semakin kelihatan rohani: ini prinsip yang sangat keliru.

Bukankah kita kerap melakukan puasa, tetapi dengan tujuan yang salah?
Beberapa di antara kita melakukan puasa dengan tujuan diet. Yang lain
melakukannya karena menganggap puasa sebagai suatu tantangan yang
seru. Dan, beberapa orang melakukannya hanya untuk kemegahan dan
kosombongan diri. Puasa seperti ini tidak akan pernah berkenan di hati
Tuhan.

Jika kita berpuasa, kita mesti mendasarinya dengan tujuan ilahi. Kita
berpuasa untuk melatih dan menguasai kedagingan serta hawa nafsu. Kita
berpuasa supaya bisa lebih peka dan lebih fokus dengan rencana Tuhan.
Kita berpuasa agar dapat berdoa dengan lebih konsentrasi karena
kedagingan kita terkikis. Puasa adalah hal yang baik, jika dilakukan
dengan motivasi yang baik. Sebaliknya, puasa bisa menjebak kita untuk
terlibat dalam kemunafikan. Apakah kita adalah orang kristiani yang
kerap melakukan puasa dan rutin melakukannya? Luruskan motivasi kita,
maka puasa kita akan menjadi sangat efektif .

TANPA TUJUAN ILAHI PUASA YANG KITA LAKUKAN AKAN SIA-SIA

Yesaya 58:1-12

1 Serukanlah kuat-kuat, janganlah tahan-tahan! Nyaringkanlah suaramu bagaikan sangkakala, beritahukanlah kepada umat-Ku pelanggaran mereka dan kepada kaum keturunan Yakub dosa mereka!

2 Memang setiap hari mereka mencari Aku dan suka untuk mengenal segala jalan-Ku. Seperti bangsa yang melakukan yang benar dan yang tidak meninggalkan hukum Allahnya mereka menanyakan Aku tentang hukum-hukum yang benar, mereka suka mendekat menghadap Allah, tanyanya:

3 "Mengapa kami berpuasa dan Engkau tidak memperhatikannya juga? Mengapa kami merendahkan diri dan Engkau tidak mengindahkannya juga?" Sesungguhnya, pada hari puasamu engkau masih tetap mengurus urusanmu, dan kamu mendesak-desak semua buruhmu.

4 Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi serta memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena. Dengan caramu berpuasa seperti sekarang ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi.

5 Sungguh-sungguh inikah berpuasa yang Kukehendaki, dan mengadakan hari merendahkan diri, jika engkau menundukkan kepala seperti gelagah dan membentangkan kain karung dan abu sebagai lapik tidur? Sungguh-sungguh itukah yang kausebutkan berpuasa, mengadakan hari yang berkenan pada TUHAN?

6 Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk,

7 supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri!

8 Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih dengan segera; kebenaran menjadi barisan depanmu dan kemuliaan TUHAN barisan belakangmu.

9 Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan TUHAN akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia akan berkata: Ini Aku! Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu dan tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah,

10 apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri dan memuaskan hati orang yang tertindas maka terangmu akan terbit dalam gelap dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari.

11 TUHAN akan menuntun engkau senantiasa dan akan memuaskan hatimu di tanah yang kering, dan akan membaharui kekuatanmu; engkau akan seperti taman yang diairi dengan baik dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan.

12 Engkau akan membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan akan memperbaiki dasar yang diletakkan oleh banyak keturunan. Engkau akan disebutkan "yang memperbaiki tembok yang tembus", "yang membetulkan jalan supaya tempat itu dapat dihuni".

Minggu, 19 April 2009

TUHAN PASTI MENOLONG

Pernahkah Anda merasa bahwa Tuhan terlambat menolong, saat krisis melanda? Mungkin saat itu Anda bertanya-tanya, apakah Tuhan tidak sanggup menolong atau Dia sudah tidak perduli.

Mungkin itulah yang dirasakan oleh umat Israel saat melihat pasukan Firaun mendekat. Mereka menghadapi jalan buntu karena di hadapan mereka membentang Laut Teberau yang tak terseberangi. Musa memang sudah memberikan janji dan jaminan Tuhan bahwa mereka tidak akan ditangkap lagi oleh Firaun. Kenyataannya Firaun semakin dekat, sementara belum ada tindakan sama sekali, baik dari Musa maupun dari Tuhan. Namun justru pada saat itu Tuhan menyatakan kedaulatan-Nya. Ia tidak terlambat bertindak. Ia tidak tinggal diam (band. ay. 13, orang Israel akan diam saja), melainkan campur tangan dengan melakukan mukjizat yang besar, yang pertama kali mereka saksikan seumur hidup mereka.

Tuhan bertindak tepat pada waktunya dalam kebuntuan, ketegangan, dan ketakutan yang sedang dihadapi manusia dengan memberikan jalan keluar kepada mereka. Dia menyatakan kuasa-Nya. Pertama-tama dengan tiang awan-Nya yang membuat malam menjadi sangat gelap sehingga pasukan Mesir tidak dapat mendekati umat Israel semalam-malaman (ayat 19-20). Dengan memakai tongkat Musa yang diulurkan ke laut Teberau, Tuhan membelah laut tersebut sehingga terbentuk tanah kering untuk dilalui umat Israel ke seberang. Umat pun menyeberang dengan selamat. Dan akhirnya, dengan kuasa dahsyat-Nya atas alam, Ia menenggelamkan pasukan Firaun di laut Teberau hingga binasa.

Tuhan tidak pernah terlambat bertindak, kuasa-Nya yang dahsyat sanggup menyelesaikan masalah sebesar apapun. Karena itu jangan pernah kehilangan iman kita kepada Tuhan. Ia peduli dan akan bertindak dalam kuasa dan kedaulatan-Nya. Entah Dia akan melalukan krisis itu secepatnya atau Dia akan meningkatkan kekuatan anak-anak-Nya dalam menghadapi krisis tersebut.

Keluaran 14:15-31

15. Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Mengapakah engkau berseru-seru demikian kepada-Ku? Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka berangkat

16. Dan engkau, angkatlah tongkatmu dan ulurkanlah tanganmu ke atas laut dan belahlah airnya, sehingga orang Israel akan berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering.

17. Tetapi sungguh Aku akan mengeraskan hati orang Mesir, sehingga mereka menyusul orang Israel, dan terhadap Firaun dan seluruh pasukannya, keretanya dan orangnya yang berkuda, Aku akan menyatakan kemuliaan-Ku.

18. Maka orang Mesir akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, apabila Aku memperlihatkan kemuliaan-Ku terhadap Firaun, keretanya dan orangnya yang berkuda."

19. Kemudian bergeraklah Malaikat Allah, yang tadinya berjalan di depan tentara Israel, lalu berjalan di belakang mereka; dan tiang awan itu bergerak dari depan mereka, lalu berdiri di belakang mereka.

20. Demikianlah tiang itu berdiri di antara tentara orang Mesir dan tentara orang Israel; dan oleh karena awan itu menimbulkan kegelapan, maka malam itu lewat, sehingga yang satu tidak dapat mendekati yang lain, semalam-malaman itu.

21. Lalu Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, dan semalam-malaman itu TUHAN menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang keras, membuat laut itu menjadi tanah kering; maka terbelahlah air itu.

22. Demikianlah orang Israel berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering; sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka.

23. Orang Mesir mengejar dan menyusul mereka--segala kuda Firaun, keretanya dan orangnya yang berkuda--sampai ke tengah-tengah laut.

24. Dan pada waktu jaga pagi, TUHAN yang di dalam tiang api dan awan itu memandang kepada tentara orang Mesir, lalu dikacaukan-Nya tentara orang Mesir itu.

25. Ia membuat roda keretanya berjalan miring dan maju dengan berat, sehingga orang Mesir berkata: "Marilah kita lari meninggalkan orang Israel, sebab Tuhanlah yang berperang untuk mereka melawan Mesir."

26. Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Ulurkanlah tanganmu ke atas laut, supaya air berbalik meliputi orang Mesir, meliputi kereta mereka dan orang mereka yang berkuda."

27. Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, maka menjelang pagi berbaliklah air laut ke tempatnya, sedang orang Mesir lari menuju air itu; demikianlah TUHAN mencampakkan orang Mesir ke tengah-tengah laut.

28. Berbaliklah segala air itu, lalu menutupi kereta dan orang berkuda dari seluruh pasukan Firaun, yang telah menyusul orang Israel itu ke laut; seorangpun tidak ada yang tinggal dari mereka.

29. Tetapi orang Israel berjalan di tempat kering dari tengah-tengah laut, sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka.

30. Demikianlah pada hari itu TUHAN menyelamatkan orang Israel dari tangan orang Mesir. Dan orang Israel melihat orang Mesir mati terhantar di pantai laut.

31. Ketika dilihat oleh orang Israel, betapa besarnya perbuatan yang dilakukan TUHAN terhadap orang Mesir, maka takutlah bangsa itu kepada TUHAN dan mereka percaya kepada TUHAN dan kepada Musa, hamba-Nya itu.

Sabtu, 18 April 2009

BAHAYA BUJUKAN

Badan Kesehatan Dunia (WHO) pernah mengadakan program vaksinasi gratis di Pakistan. Setiap anak harus divaksin agar tak tertular wabah penyakit berbahaya. Celakanya, upaya itu ditentang oleh sekelompok pemeluk agama radikal. Dengan gencar mereka membujuk ibu-ibu untuk menolak anaknya divaksin. Ditebarkanlah isu bahwa obat vaksin itu akan membuat anak-anak mandul. Menurut mereka, program vaksinasi itu adalah rekayasa negara Barat untuk menghabisi generasi muda Pakistan. Bujukan itu ampuh. Sekitar 24.000 anak akhirnya tidak divaksin, padahal mereka sangat memerlukannya!

Sebuah bujukan membuat apa yang benar tampak salah, sebaliknya yang salah tampak benar. Taktik ini sudah dipakai Iblis sejak zaman Adam dan Hawa. Iblis memberi tahu Hawa bahwa Tuhan sudah berbohong. Menurutnya, jika buah pohon terlarang dimakan, Hawa tidak akan mati. Malahan matanya akan terbuka dan menjadi "seperti Allah". Iblis seolah-olah lebih pintar dari Allah. Ia mengetahui rencana Tuhan yang tersembunyi. Hasilnya? Hawa terbujuk; bahkan memakan buah itu bersama suaminya. Setelah itu, barulah mereka menyadari tipuan Iblis. Mata mereka memang terbuka, tetapi tidak menjadi seperti Allah!

Sampai kini Iblis masih membujuk. Waspadalah terhadap ajaran yang "mirip" firman Tuhan. Ajaran yang aneh, menghebohkan, atau terlalu indah untuk dipercaya (too good to be true). Agar tak sampai terbujuk, dalamilah firman Tuhan secara pribadi. Jangan puas hanya mendengar nasihat orang lain. Kenalilah mana yang benar dan salah, lalu pegang teguh firman-Nya.

INGIN TERHINDAR DARI BUJUKAN? JANGAN MUDAH TERGIUR DENGAN JANJI YANG LUAR BIASA!


Kejadian 3:1-7

1 Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"

2 Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan,

3 tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati."

4 Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati,

5 tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat."

6 Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya.

7 Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.

Jumat, 17 April 2009

TUHAN BERDAULAT

Melihat berbagai krisis yang terjadi di berbagai tempat di muka bumi ini, juga termasuk yang melanda bumi tercinta, Indonesia, apa yang dapat menjadi dasar pengharapan kita? Belum lagi dengan kebencian dan kedengkian sekelompok orang terhadap kekristenan. Masihkah kita percaya akan Tuhan yang berdaulat dan berkuasa?

Nas Alkitab yang kita renungkan hari ini menunjukkan bahwa Tuhan berdaulat dan mengontrol sejarah dunia serta sejarah keselamatan umat-Nya. Dalam hikmat-Nya, Ia memperdaya Firaun yang melihat pasukan Israel berbalik arah seakan Allah Israel tidak sanggup menuntun umat-Nya ke tempat tujuan (ayat 2-4). Dalam kedaulatan-Nya, Ia mengeraskan hati Firaun sehingga dengan sombong Firaun memanfaatkan kesempatan itu dan merasa sanggup untuk sekali lagi memaksa Israel kembali ke perbudakan Mesir. Ia telah melupakan keperkasaan Allah Israel yang dengan tulah-tulah-Nya sudah menghancurkan bangsanya. Terhadap umat yang ketakutan karena dikejar oleh Firaun dan pasukannya, sementara mereka sendiri terhadang laut Teberau, Tuhan menyatakan sekali lagi kuat kuasa-Nya. Seruan Musa mewakili Allah, "Jangan takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari Tuhan yang akan diberikan-Nya hari ini kepadamu..." (ayat 13). Mereka disuruh menyaksikan kehancuran Firaun oleh kuat kuasa Tuhan: "Tuhan akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja."

Krisis yang sedang terjadi dan melanda dunia ini menyatakan dua hal penting. Pertama, kebebalan manusia yang mencoba mengatur hidup mereka sendiri di luar bahkan melawan Tuhan. Kedua, Tuhan berdaulat atas hidup ini. Semua upaya manusia di luar Tuhan pasti akan hancur, apalagi bila didirikan dalam kesombongan dan ketakaburan. Oleh karena itu, apapun krisis yang sedang melanda dunia ini, tidak ada satupun yang sanggup menghancurkan iman orang percaya karena iman itu disandarkan pada Allah, Sang Penguasa Dunia dan Sang Penebus umat-Nya.

Keluaran 14:1-14

1. Berfirmanlah TUHAN kepada Musa, demikian:

2. "Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka balik kembali dan berkemah di depan Pi-Hahirot, antara Migdol dan laut; tepat di depan Baal-Zefon berkemahlah kamu, di tepi laut.

3. Maka Firaun akan berkata tentang orang Israel: Mereka telah sesat di negeri ini, padang gurun telah mengurung mereka.

4. Aku akan mengeraskan hati Firaun, sehingga ia mengejar mereka. Dan terhadap Firaun dan seluruh pasukannya Aku akan menyatakan kemuliaan-Ku, sehingga orang Mesir mengetahui, bahwa Akulah TUHAN." Lalu mereka berbuat demikian.

5. Ketika diberitahukan kepada raja Mesir, bahwa bangsa itu telah lari, maka berubahlah hati Firaun dan pegawai-pegawainya terhadap bangsa itu, dan berkatalah mereka: "Apakah yang telah kita perbuat ini, bahwa kita membiarkan orang Israel pergi dari perbudakan kita?"

6. Kemudian ia memasang keretanya dan membawa rakyatnya serta.

7. Ia membawa enam ratus kereta yang terpilih, ya, segala kereta Mesir, masing-masing lengkap dengan perwiranya.

8. Demikianlah TUHAN mengeraskan hati Firaun, raja Mesir itu, sehingga ia mengejar orang Israel. Tetapi orang Israel berjalan terus dipimpin oleh tangan yang dinaikkan.

9. Adapun orang Mesir, segala kuda dan kereta Firaun, orang-orang berkuda dan pasukannya, mengejar mereka dan mencapai mereka pada waktu mereka berkemah di tepi laut, dekat Pi-Hahirot di depan Baal-Zefon.

10. Ketika Firaun telah dekat, orang Israel menoleh, maka tampaklah orang Mesir bergerak menyusul mereka. Lalu sangat ketakutanlah orang Israel dan mereka berseru-seru kepada TUHAN,

11. dan mereka berkata kepada Musa: "Apakah karena tidak ada kuburan di Mesir, maka engkau membawa kami untuk mati di padang gurun ini? Apakah yang kauperbuat ini terhadap kami dengan membawa kami keluar dari Mesir?

12. Bukankah ini telah kami katakan kepadamu di Mesir: Janganlah mengganggu kami dan biarlah kami bekerja pada orang Mesir. Sebab lebih baik bagi kami untuk bekerja pada orang Mesir dari pada mati di padang gurun ini."

13. Tetapi berkatalah Musa kepada bangsa itu: "Janganlah takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari TUHAN, yang akan diberikan-Nya hari ini kepadamu; sebab orang Mesir yang kamu lihat hari ini, tidak akan kamu lihat lagi untuk selama-lamanya.

14. TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja."

Kamis, 16 April 2009

PERAWATAN TUBUH

Beberapa tahun terakhir ini, banyak orang yang menjadi begitu tertarik dengan berbagai isu seputar perawatan tubuh. Baik itu seputar makanan sehat, perawatan kulit, pembentukan tubuh, dan sebagainya. Hal ini tampak melalui fenomena digemarinya acara-acara konsultasi kesehatan dan tempat-tempat perawatan tubuh. Juga tampak dari besarnya dana yang ditanamkan untuk meneliti mengenai berbagai aspek kesehatan manusia.

Secara singkat, begitu banyak sumber daya yang dihabiskan untuk hal- hal tersebut. Tak heran ada yang sampai berkomentar bahwa perawatan tubuh adalah agama baru zaman ini.

Di satu sisi kita tahu bahwa tubuh ini memang harus dirawat sebagai pemberian Tuhan yang berharga. Tetapi di sisi lain, kita tahu bahwa tubuh kita yang sekarang ini sifatnya sangat sementara. Suatu saat tubuh ini akan menua dan mati. Baru kelak di akhir zaman, setelah kita dibangkitkan, kita diberi tubuh baru yang kekal seperti yang Rasul Paulus jelaskan di perikop Alkitab hari ini. Dari pemahaman ini, Paulus kemudian memberi nasihat untuk kita lebih serius mempersiapkan tubuh kekal kita tersebut daripada mengurusi tubuh sementara kita saat ini. Caranya adalah dengan teguh berdiri dan setia melakukan pekerjaan Tuhan.

Karena itu, meskipun merawat tubuh memang penting, hal itu tidak boleh dijadikan tujuan hidup kita. Perawatan tersebut seharusnya dilakukan justru dengan tujuan supaya kita bisa memenuhi tujuan hidup kita dengan lebih baik. Yaitu untuk mengerjakan tugas-tugas kita dan melayani Sang Pemberi tubuh kita dengan maksimal.

TUBUH INI MEMANG HARUS KITA RAWAT, TETAPI JANGAN SAMPAI HAL ITU MENJADI TUJUAN DAN PUSAT KEHIDUPAN KITA


1 Korintus 15:35-58

35 Tetapi mungkin ada orang yang bertanya: "Bagaimanakah orang mati dibangkitkan? Dan dengan tubuh apakah mereka akan datang kembali?"

36 Hai orang bodoh! Apa yang engkau sendiri taburkan, tidak akan tumbuh dan hidup, kalau ia tidak mati dahulu.

37 Dan yang engkau taburkan bukanlah tubuh tanaman yang akan tumbuh, tetapi biji yang tidak berkulit, umpamanya biji gandum atau biji lain.

38 Tetapi Allah memberikan kepadanya suatu tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya: Ia memberikan kepada tiap-tiap biji tubuhnya sendiri.

39 Bukan semua daging sama: daging manusia lain dari pada daging binatang, lain dari pada daging burung, lain dari pada daging ikan.

40 Ada tubuh sorgawi dan ada tubuh duniawi, tetapi kemuliaan tubuh sorgawi lain dari pada kemuliaan tubuh duniawi.

41 Kemuliaan matahari lain dari pada kemuliaan bulan, dan kemuliaan bulan lain dari pada kemuliaan bintang-bintang, dan kemuliaan bintang yang satu berbeda dengan kemuliaan bintang yang lain.

42 Demikianlah pula halnya dengan kebangkitan orang mati. Ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam ketidakbinasaan.

43 Ditaburkan dalam kehinaan, dibangkitkan dalam kemuliaan. Ditaburkan dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan.

44 Yang ditaburkan adalah tubuh alamiah, yang dibangkitkan adalah tubuh rohaniah. Jika ada tubuh alamiah, maka ada pula tubuh rohaniah.

45 Seperti ada tertulis: "Manusia pertama, Adam menjadi makhluk yang hidup", tetapi Adam yang akhir menjadi roh yang menghidupkan.

46 Tetapi yang mula-mula datang bukanlah yang rohaniah, tetapi yang alamiah; kemudian barulah datang yang rohaniah.

47 Manusia pertama berasal dari debu tanah dan bersifat jasmani, manusia kedua berasal dari sorga.

48 Makhluk-makhluk alamiah sama dengan dia yang berasal dari debu tanah dan makhluk-makhluk sorgawi sama dengan Dia yang berasal dari sorga.

49 Sama seperti kita telah memakai rupa dari yang alamiah, demikian pula kita akan memakai rupa dari yang sorgawi.

50 Saudara-saudara, inilah yang hendak kukatakan kepadamu, yaitu bahwa daging dan darah tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah dan bahwa yang binasa tidak mendapat bagian dalam apa yang tidak binasa.

51 Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah,

52 dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah.

53 Karena yang dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa, dan yang dapat mati ini harus mengenakan yang tidak dapat mati.

54 Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: "Maut telah ditelan dalam kemenangan.

55 Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?"

56 Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat.

57 Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.

58 Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.

Rabu, 15 April 2009

PERTANDINGAN IMAN

Pada Olimpiade Meksiko 1968, Mamo Wolde dari Ethiopia memenangkan medali emas dalam cabang lari maraton. Ia mencatat waktu 2 jam 20 menit 27 detik. Namun, yang menjadi "bintang" justru John Stephen Akhwari dari Tanzania. Ia masuk finis sebagai pelari terakhir, 1,5 jam setelah Wolde. Ketika Akhwari masuk lapangan, medali sudah diserahkan, penonton sudah sepi. Ia berjalan tertatih-tatih dengan kaki penuh darah dan balutan. Ia sempat jatuh beberapa kali sebelum akhirnya menjejakkan kaki di garis finis. Penonton yang masih ada pun bersorak.

Kepada Bud Greenspan, seorang sutradara film yang mewawancarainya, Akhwari berkata, "Saya dikirim ke sini bukan hanya untuk memulai perlombaan, tetapi juga untuk menyelesaikannya." Akhwari memang pelari terakhir di lomba tersebut. Namun, ia dicatat sebagai pelari yang menyelesaikan pertandingan hingga akhir, tidak undur atau menyerah kalah di tengah jalan.

Hidup kita seumpama pertandingan iman. Kita tengah berlari menuju garis finis (baca: kematian). Ada saat kita merasa lelah dan letih—bisa karena beban hidup yang berat, sakit penyakit yang berkepanjangan, atau juga karena kegagalan dan kepahitan yang terus mendera. Dalam keadaan demikian, janganlah kita menyerah atau undur. Teruslah "berlari" dengan iman kita. Seperti Akhwari yang terus berlari sampai garis finis, walaupun kakinya terluka dan berdarah-darah. Sehingga, kelak sebagaimana Paulus, kita juga bisa berkata, "Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman" (ayat 7)

Apabila Kelak Kita Tiba Di Garis "Finis", Apakah Kita Keluar Sebagai Pemenang Atau Pecundang Dalam Iman?


2 Timotius 4:5-8

5 Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!

6 Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat.

7 Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.

8 Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.

Selasa, 14 April 2009

Rekonsiliasi

Dibenarkan oleh iman adalah anugerah Allah. Kita tidak punya andil apa-apa. Bisa percaya pun merupakan kasih karunia (Ef. 2:8-9). Akibat pembenaran itu, kita memiliki status yang jelas dan pasti: milik Allah. Maka kita memiliki damai sejahtera untuk menghampiri Allah tanpa rasa takut atau bersalah.

Di dalam Alkitab tema pendamaian sudah ada sejak PL. Agar manusia berdosa dapat menghampiri Allah yang kudus, perlu pengantara. Juru damai pada masa PL ialah imam. Imam mewakili umat Israel untuk menghampiri Allah yang kudus. Secara khusus imam besar setahun sekali mengadakan pendamaian secara nasional melalui upacara hari raya pendamaian (Im. 16). Pada saat itu, imam besar masuk ke ruang mahakudus di kemah suci/bait Allah. Namun sebelum ia mewakili umat di hadapan takhta kudus Allah, ia terlebih dahulu mengadakan kurban pendamaian bagi dirinya sendiri karena ia sendiri berdosa.

Yang luar biasa dari Kristus ialah, Dia bukan hanya berposisi tidak netral dalam mendamaikan Allah dengan manusia, Dia juga berpihak kepada kedua-duanya sekaligus. Ia mewakili kepentingan Allah yang kemuliaan-Nya dinodai oleh dosa manusia. Pada saat yang sama Ia mewakili manusia berdosa, yang sebenarnya dikasihi Allah dan menjadi sasaran pengampunan Allah. Karena tidak berdosa, Yesus tidak perlu mempersembahkan kurban pendamaian bagi diri-Nya sendiri. Maka Dia adalah pengantara sempurna dari manusia kepada Allah.

Yesus lebih dari sekadar juru damai karena Dia sekaligus menjadi kurban bagi pendamaian yang dimaksud. Manusia berdosa berhutang nyawa kepada Allah yang kudus. Kristus melalui pengurbanan di kayu salib mewakili manusia berdosa dengan persembahan nyawa-Nya sehingga Allah mau menerima manusia berdosa sebagai orang yang kudus.

Pendamaian merupakan karya anugerah Allah buat manusia yang tak berdaya terbelenggu dosa. Lewat perantaraan Kristus, Allah mengulurkan kasih dan pengampunan-Nya. Seperti salib merentang ke atas-bawah dan kiri-kanan, demikian Yesus mati merangkul -mendamaikan Allah-manusia, manusia-manusia.

Roma 5:1-2

  1. Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus.
  2. Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah.

Senin, 13 April 2009

Sungguh, Dia sudah bangkit!

Apa bukti Yesus sudah bangkit dari kematian? Kubur yang kosong? Namun kalau hanya sebatas kubur kosong tentu banyak sanggahan bisa diberikan. Kubur itu kosong karena ada yang mencuri mayat Yesus dan menyembunyikannya, lalu meniupkan kabar bohong bahwa Yesus sudah bangkit. Atau bisa juga karena para wanita mengunjungi kubur yang salah, sebab mereka pergi waktu pagi-pagi buta, saat hari masih gelap. Kemungkinan lain, kubur itu kosong karena Yesus sebenarnya tidak mati, melainkan pingsan. Jadi tidak ada kebangkitan karena Yesus memang belum mati.

Kubur kosong memang tidak dengan serta merta membuktikan bahwa Yesus sudah bangkit. Namun pernyataan hamba Tuhan, si malaikat yang berpenampakan anak muda itu, menjelaskan bahwa kubur itu kosong karena Yesus memang telah bangkit (ayat 6). Ini sesuai dengan nubuat PL (Yes. 53:10; lih. 1Kor. 15:4), juga serasi dengan perkataan Tuhan Yesus sendiri kepada para murid-Nya (ayat 7; Mrk. 14:28). Catatan di pasal-pasal terakhir injil-injil menyatakan bahwa Yesus yang sudah bangkit itu menampakkan diri-Nya kepada para murid (ayat 9, 12, 14; Mat. 28:16-20; Luk. 24:13-49; Yoh. 20-21). Maka perubahan sikap para murid, dari ketakutan sampai kemudian menjadi pengabar-pengabar Injil yang berani mati ke seluruh dunia adalah bukti kuat bahwa Tuhan mereka sungguh-sungguh sudah bangkit (ayat 8). Mereka mengimani sepenuhnya bahwa Yesus yang mereka beritakan memang sudah bangkit dari kematian dan mengalahkan kuasa maut.

Ada bukti yang lebih otentik lagi untuk menyatakan kebangkitan Tuhan, yaitu hidup orang Kristen yang Dia ubahkan. Keberanian memberitakan Injil, kasih yang tulus kepada sesama, karakter yang semakin hari semakin menyerupai Kristus merupakan kesaksian nyata yang kuat dan tidak terbantahkan dari para pengikut Yesus. Sebab itu, bila Anda mengaku percaya kepada Kristus yang sudah bangkit, tunjukkanlah itu dengan hidup Anda yang sudah dan sedang mengalami kuasa kebangkitan itu.


Markus 16:1-8

  1. Setelah lewat hari Sabat, Maria Magdalena dan Maria ibu Yakobus, serta Salome membeli rempah-rempah untuk pergi ke kubur dan meminyaki Yesus.
  2. Dan pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu, setelah matahari terbit, pergilah mereka ke kubur.
  3. Mereka berkata seorang kepada yang lain: "Siapa yang akan menggulingkan batu itu bagi kita dari pintu kubur?"
  4. Tetapi ketika mereka melihat dari dekat, tampaklah, batu yang memang sangat besar itu sudah terguling.
  5. Lalu mereka masuk ke dalam kubur dan mereka melihat seorang muda yang memakai jubah putih duduk di sebelah kanan. Merekapun sangat terkejut,
  6. tetapi orang muda itu berkata kepada mereka: "Jangan takut! Kamu mencari Yesus orang Nazaret, yang disalibkan itu. Ia telah bangkit. Ia tidak ada di sini. Lihat! Inilah tempat mereka membaringkan Dia.
  7. Tetapi sekarang pergilah, katakanlah kepada murid-murid-Nya dan kepada Petrus: Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia, seperti yang sudah dikatakan-Nya kepada kamu."
  8. Lalu mereka keluar dan lari meninggalkan kubur itu, sebab gentar dan dahsyat menimpa mereka. Mereka tidak mengatakan apa-apa kepada siapapun juga karena takut. Dengan singkat mereka sampaikan semua pesan itu kepada Petrus dan teman-temannya. Sesudah itu Yesus sendiri dengan perantaraan murid-murid-Nya memberitakan dari Timur ke Barat berita yang kudus dan tak terbinasakan tentang keselamatan yang kekal itu.



Kamis, 09 April 2009

Dibenarkan Karena Iman

Salah satu pengajaran penting iman Kristen adalah konsep dibenarkan oleh iman. Ini membuat Kristen unik di antara agama-agama. Semua agama menegaskan pentingnya berbuat baik, melakukan amal, dan mematuhi hukum untuk mendapatkan keselamatan karena konsep "dibenarkan oleh perbuatan". Alkitab saja yang mengajarkan "dibenarkan karena iman".

Konsep dibenarkan oleh iman sudah muncul di PL dan mendasari kehidupan umat dalam beriman. Abraham adalah orang yang dibenarkan karena iman. Ia percaya kepada janji Allah tentang memiliki keturunan yang akan menjadi bangsa yang besar. Abraham percaya dan Tuhan menyatakan dia sebagai orang yang benar (Kej. 15:6).

Taurat juga mengajarkan konsep ini. Umat Israel diminta untuk melakukan ritual persembahan kurban untuk pengampunan dosa mereka. Inti ritual itu bukan pada ketaatan tetapi kepada kepercayaan bahwa inilah cara Tuhan untuk mengampuni umat-Nya. Inilah iman/percaya yang membenarkan.

Saat Habakuk bergumul dengan Allah mengenai bangsa jahat, yaitu Kasdim, yang Tuhan pakai untuk menghakimi umat Tuhan, Tuhan menjanjikan keadilan-Nya akan dinyatakan, musuh yang jahat pasti dihukum. Umat Tuhan harus tetap percaya karena melalui percaya itu mereka diselamatkan (Hab. 2:4).

Konsep dibenarkan oleh iman mencapai puncaknya di PB. Tidak seorang pun yang mampu hidup benar di hadapan Tuhan (Rm. 3:10) karena semua manusia sudah berbuat dosa (Rm. 3:23). Status mereka adalah orang berdosa atau terhukum. Namun Kristus sudah mati bagi orang berdosa. Maka orang yang percaya pada karya Kristus itu sudah diampuni dosanya. Ia menjadi orang yang dibenarkan. Secara legal, kebenaran Kristus sudah diberlakukan kepada orang yang percaya. Dia bukan lagi orang berdosa, tetapi orang benar.

Status baru ini memberi kepastian bagi orang percaya bahwa ia sudah diselamatkan dan Tuhan menjamin keselamatannya. Saat ia gagal atau jatuh, ia berani mengakuinya dan meminta pengampunan-Nya lagi. Dengan berani, ia menjalani hidupnya di dalam ketaatan akan firman-Nya.


Roma 4:16-25

16 Karena itulah kebenaran berdasarkan iman supaya merupakan kasih karunia, sehingga janji itu berlaku bagi semua keturunan Abraham, bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum Taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham. Sebab Abraham adalah bapa kita semua, --

17. seperti ada tertulis: "Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa" --di hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada.

18 Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."

19 Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup.

20 Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah,

21 dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan.

22 Karena itu hal ini diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran.

23. Kata-kata ini, yaitu "hal ini diperhitungkan kepadanya," tidak ditulis untuk Abraham saja,

24 tetapi ditulis juga untuk kita; sebab kepada kitapun Allah memperhitungkannya, karena kita percaya kepada Dia, yang telah membangkitkan Yesus, Tuhan kita, dari antara orang mati,

25 yaitu Yesus, yang telah diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan karena pembenaran kita.

Rabu, 08 April 2009

Pengadilan Palsu

Di mana seharusnya orang beroleh keadilan? Tentu di pengadilan, tempat perkara diperiksa dengan saksama, fakta dan bukti dipertimbangkan dengan hati nurani yang bersih, dan panduan hukum yang sah menjadi alat untuk menyatakan benar atau salah. Faktanya, banyak kasus menunjukkan pengadilan yang kotor: hukum diputarbalikkan. Yang benar menjadi salah, yang salah dibenarkan.

Apa yang Yesus alami di Mahkamah Agama Yahudi adalah pengadilan palsu. Para pemimpin agama ini memang sudah sejak awal memiliki motivasi mempersalahkan Yesus. Maka upaya mereka bukan mencari kebenaran, tetapi mencari-cari kesalahan. Cara demi cara dipakai: mendatangkan saksi-saksi palsu untuk menjerat Yesus dalam kesalahan yang tidak pernah Ia lakukan. Mereka mencoba menjerat Yesus dengan perkataan-Nya mengenai bait Suci (ayat 58). Namun cukup dengan membungkam, Yesus melunturkan kesaksian palsu mereka. Akhirnya mereka menjerat Yesus dengan pertanyaan mengenai kemesiasan Yesus. Bagi pemimpin agama, pengakuan Yesus bahwa Dialah Mesias adalah bukti bahwa Yesus bersalah karena itu berarti menghujat Allah. Maka sepatutnya Ia dihukum mati (ayat 63-64). Bagi Yesus sendiri, itu justru merupakan kesempatan untuk menyatakan diri-Nya yang sebenarnya. Bahkan dalam pernyataan-Nya itu, Dia menghubungkan kemesiasan-Nya dengan kemuliaan yang akan Ia peroleh kelak dalam Kerajaan Allah (ayat 62).

Syukur kepada Tuhan, walau Ia menghadapi pengadilan yang culas dan divonis secara tidak adil, Ia bukan terpidana sesungguhnya. Justru dengan vonis kematian yang akan Ia jalani, kemenangan terhadap kuasa dosa dan maut yang membelenggu manusia termasuk para pemimpin agama waktu itu, dinyatakan. Jangan gentar ketika kita harus menghadapi pembenci kekristenan yang dengan berbagai cara curang mau menghancurkan kita. Kebenaran akan nyata karena Tuhan kita sudah dan terus akan membongkar pengadilan palsu dunia ini.

Markus 14:53-65

53. Kemudian Yesus dibawa menghadap Imam Besar. Lalu semua imam kepala, tua-tua dan ahli Taurat berkumpul di situ.

54 Dan Petrus mengikuti Dia dari jauh, sampai ke dalam halaman Imam Besar, dan di sana ia duduk di antara pengawal-pengawal sambil berdiang dekat api.

55 Imam-imam kepala, malah seluruh Mahkamah Agama mencari kesaksian terhadap Yesus supaya Ia dapat dihukum mati, tetapi mereka tidak memperolehnya.

56 Banyak juga orang yang mengucapkan kesaksian palsu terhadap Dia, tetapi kesaksian-kesaksian itu tidak sesuai yang satu dengan yang lain.

57 Lalu beberapa orang naik saksi melawan Dia dengan tuduhan palsu ini:

58 "Kami sudah mendengar orang ini berkata: Aku akan merubuhkan Bait Suci buatan tangan manusia ini dan dalam tiga hari akan Kudirikan yang lain, yang bukan buatan tangan manusia."

59 Dalam hal inipun kesaksian mereka tidak sesuai yang satu dengan yang lain.

60 Maka Imam Besar bangkit berdiri di tengah-tengah sidang dan bertanya kepada Yesus, katanya: "Tidakkah Engkau memberi jawab atas tuduhan-tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?"

61 Tetapi Ia tetap diam dan tidak menjawab apa-apa. Imam Besar itu bertanya kepada-Nya sekali lagi, katanya: "Apakah Engkau Mesias, Anak dari Yang Terpuji?"

62 Jawab Yesus: "Akulah Dia, dan kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di tengah-tengah awan-awan di langit."

63 Maka Imam Besar itu mengoyakkan pakaiannya dan berkata: "Untuk apa kita perlu saksi lagi?

64 Kamu sudah mendengar hujat-Nya terhadap Allah. Bagaimana pendapat kamu?" Lalu dengan suara bulat mereka memutuskan, bahwa Dia harus dihukum mati.

65 Lalu mulailah beberapa orang meludahi Dia dan menutupi muka-Nya dan meninju-Nya sambil berkata kepada-Nya: "Hai nabi, cobalah terka!" Malah para pengawalpun memukul Dia.

Selasa, 07 April 2009

SEMAK DURI JADI RAJA

Lalu kata segala pohon itu kepada semak duri: Marilah, jadilah raja atas kami! (Hakim-hakim 9:14)

Bacaan Alkitab hari ini adalah perumpamaan yang menggambarkan situasi ketika Abimelekh dinobatkan menjadi raja di Sikhem. Dikisahkan, pohon- pohon di sebuah hutan sedang memilih raja. Mereka datang ke Pohon Zaitun dan memintanya menjadi raja, tetapi dengan berbagai alasan Pohon Zaitun menolaknya. Begitu pula ketika mereka datang ke Pohon Ara dan Pohon Anggur, kedua pohon itu juga menolak. Akhirnya, mereka datang ke Semak Duri. Semak Duri bersedia menjadi raja. Namun, ketika Semak Duri yang menjadi raja, maka terbakarlah seluruh hutan itu.

Kita kerap kali mendengar bagaimana gereja sulit sekali mencari orang yang mau menjadi anggota Majelis Jemaat atau anggota pengurus bidang pelayanan tertentu. Hal ini terjadi bukan karena tidak adanya orang- orang yang potensial, tetapi lebih karena orang-orang yang potensial menolak dengan berbagai alasan. Kadang alasannya memang bisa dipahami—misalnya, masih terikat komitmen atau tanggung jawab yang lain, tetapi tidak jarang alasannya sama sekali tidak bisa ditoleransi; seperti tidak mau repot, tidak mau capek, tidak mau peduli, atau bahkan merasa percuma, tidak ada untungnya. Akibatnya, seperti dalam perumpamaan di atas, "Semak Duri" (baca: orang yang tidak sepatutnya) yang kemudian menjadi "raja".

Maka, marilah kita singsingkan lengan baju untuk ambil bagian dalam pelayanan di gereja. Jangan hanya jadi penonton. Betul, kita tidak perlu mencari-cari jabatan di gereja, tetapi kalau tanggung jawab itu datang, sebisa mungkin jangan menolak. Tuhan menanti karya Anda.

TUHAN PASTI SUDAH MEMPERTIMBANGKAN KETIKA MEMILIH ANDA

Hakim-hakim 9:8-15

8 Sekali peristiwa pohon-pohon pergi mengurapi yang akan menjadi raja atas mereka. Kata mereka kepada pohon zaitun: Jadilah raja atas kami!

9 Tetapi jawab pohon zaitun itu kepada mereka: Masakan aku meninggalkan minyakku yang dipakai untuk menghormati Allah dan manusia, dan pergi melayang di atas pohon-pohon?

10 Lalu kata pohon-pohon itu kepada pohon ara: Marilah, jadilah raja atas kami!

11 Tetapi jawab pohon ara itu kepada mereka: Masakan aku meninggalkan manisanku dan buah-buahku yang baik, dan pergi melayang di atas pohon-pohon?

12 Lalu kata pohon-pohon itu kepada pohon anggur: Marilah, jadilah raja atas kami!

13 Tetapi jawab pohon anggur itu kepada mereka: Masakan aku meninggalkan air buah anggurku, yang menyukakan hati Allah dan manusia, dan pergi melayang di atas pohon-pohon?

14 Lalu kata segala pohon itu kepada semak duri: Marilah, jadilah raja atas kami!

15 Jawab semak duri itu kepada pohon-pohon itu: Jika kamu sungguh- sungguh mau mengurapi aku menjadi raja atas kamu, datanglah berlindung di bawah naunganku; tetapi jika tidak, biarlah api keluar dari semak duri dan memakan habis pohon-pohon aras yang di gunung Libanon.

Senin, 06 April 2009

ANDAI BISA MEMILIH

Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada- Ku mengenai kamu, demikianlah Firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan (Yeremia 29:11)

Kondisi bangsa kita tampaknya jauh dari membanggakan. Korupsi, pertikaian antara kelompok satu dengan kelompok lain, belum lagi bencana alam yang seolah-olah tidak ada habisnya. Namun, betapa pun buruknya negeri kita, yang pasti Tuhan telah menetapkan kita lahir sebagai bangsa Indonesia.

Bangsa Israel pada masa Yeremia juga menghadapi masa sulit. Mereka hidup di negeri asing. Melalui Yeremia, Tuhan berbicara bahwa mereka berada di negeri Babel adalah bagian dari rencana Tuhan. Karena itu, baiklah mereka tetap mengusahakan dan berdoa bagi kesejahteraan kota tempat mereka dibuang (ayat 7). Tuhan punya rencana yang indah, bahkan di tengah kemelut politik dan ekonomi yang begitu menekan. Tuhan tidak ingin orang Israel berpangku tangan, meratapi nasib mereka. Tuhan ingin mereka bekerja dan menjadi berkat di Babel.

Demikian juga dengan kita. Ada alasan mengapa Tuhan menempatkan kita di Indonesia. Tuhan tidak ingin kita hanya mengeluh dan mengkritik, tetapi tak bekerja bagi kesejahteraan bangsa kita. Yeremia 29:11 mengatakan bahwa rencana Tuhan adalah rencana damai sejahtera. Tuhan menempatkan kita di Indonesia untuk membawa damai sejahtera bagi bangsa ini.

Tuhan mengutus Yeremia ke Babel karena Tuhan punya misi khusus bagi Yeremia. Kita pun demikian. Kita tak bisa memilih kapan dan di mana kita dilahirkan, tetapi kita bisa memilih bagaimana akan bersikap. Akankah kita terus mengeluh, atau bangkit dan bekerja sama dengan Tuhan mewujudkan rencana damai sejahtera bagi Indonesia? Pilihan di tangan Anda.

AKU BERTANYA MENGAPA TUHAN DIAM MELIHAT BANGSA INI TUHAN MENJAWAB, "AKU TIDAK DIAM. AKU MENCIPTAKANMU."


Yeremia 29:1-14

1 Beginilah bunyi surat yang dikirim oleh nabi Yeremia dari Yerusalem kepada tua-tua di antara orang buangan, kepada imam- imam, kepada nabi-nabi dan kepada seluruh rakyat yang telah diangkut ke dalam pembuangan oleh Nebukadnezar dari Yerusalem ke Babel.

2 Itu terjadi sesudah raja Yekhonya beserta ibu suri, pegawai- pegawai istana, pemuka-pemuka Yehuda dan Yerusalem, tukang dan pandai besi telah keluar dari Yerusalem.

3 Surat itu dikirim dengan perantaraan Elasa bin Safan dan Gemarya bin Hilkia yang diutus oleh Zedekia, raja Yehuda, ke Babel, kepada Nebukadnezar, raja Babel. Bunyinya:

4 "Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel, kepada semua orang buangan yang diangkut ke dalam pembuangan dari Yerusalem ke Babel:

5 Dirikanlah rumah untuk kamu diami; buatlah kebun untuk kamu nikmati hasilnya;

6 ambillah isteri untuk memperanakkan anak laki-laki dan perempuan; ambilkanlah isteri bagi anakmu laki-laki dan carikanlah suami bagi anakmu perempuan, supaya mereka melahirkan anak laki-laki dan perempuan, agar di sana kamu bertambah banyak dan jangan berkurang!

7 Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu.

8 Sungguh, beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Janganlah kamu diperdayakan oleh nabi-nabimu yang ada di tengah- tengahmu dan oleh juru-juru tenungmu, dan janganlah kamu dengarkan mimpi-mimpi yang mereka mimpikan!

9 Sebab mereka bernubuat palsu kepadamu demi nama-Ku. Aku tidak mengutus mereka, demikianlah firman TUHAN.

10 Sebab beginilah firman TUHAN: Apabila telah genap tujuh puluh tahun bagi Babel, barulah Aku memperhatikan kamu. Aku akan menepati janji-Ku itu kepadamu dengan mengembalikan kamu ke tempat ini.

11 Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.

12 Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu;

13 apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati,

14 Aku akan memberi kamu menemukan Aku, demikianlah firman TUHAN, dan Aku akan memulihkan keadaanmu dan akan mengumpulkan kamu dari antara segala bangsa dan dari segala tempat ke mana kamu telah Kuceraiberaikan, demikianlah firman TUHAN, dan Aku akan mengembalikan kamu ke tempat yang dari mana Aku telah membuang kamu.